Surabaya (ANTARA) - Direktur Utama PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Didik Prasetiyono menyebut sebanyak 136 kawasan perindustrian di Indonesia telah memiliki izin usaha kawasan industri (IUKI) dan 84 kawasan atau 61,76 persen di antaranya berada di Pulau Jawa.
"Untuk kawasan industri milik pemerintah ada delapan yakni SIER, Kawasan Industri Medan, Kawasan Berikat Nusantara, Kawasan Industri Wijayakusuma, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Industri Makassar, Jakarta Industrial Estate Pulogadung atau JIEP dan Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam," kata Didik melalui keterangan resmi, Senin.
Kemudian, dari 136 kawasan industri ber-IUKI lainnya, adalah 27 di Sumatera, 12 di Kalimantan, 10 di Sulawesi, tiga di Maluku, dan satu di Papua Barat.
Sementara itu, Didik menjelaskan total kawasan perindustrian khusus di wilayah Jawa Timur sebanyak 833.726 industri dan dari jumlah itu terdapat 1.243 atau 0,15 persen masuk industri skala besar.
Sedangkan, industri menengah 23.383 industri atau 2,80 persen dan industri kecil 809.100 industri atau 97,05 persen.
"Paling banyak menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak adalah industri menengah dan besar, kami harus dorong agar iklim investasi ini menarik bagi investor besar khususnya yang berasal dari luar negeri," ucapnya.
Didik menyebut kawasan industri saat ini sangat penting, sebab dalam Undang-Undang Cipta Kerja mewajibkan seluruh investasi industri harus berdiri di kawasan industri.
"Ibarat transportasi udara, kawasan industri ini adalah bandaranya. Bagaimana mungkin pesawat bisa mendarat jika tidak ada landasan pesawat yang cukup," ujarnya.
"Untuk itu perluasan kawasan industri akan membuat semakin banyak pilihan investor untuk masuk, termasuk penanaman modal asing langsung," lanjutnya.
Karena itu, apabila ingin merealisasikan target Indonesia Emas 2045, maka harus dilakukan penguatan dari sisi manufaktur, sehingga bonus demografi bisa memberikan dampak positif bagi negara.
Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebut seorang pemimpin harus bisa mentransplantasikan visi menjadi kenyataan.
"Seseorang kalau hanya bisa membuat visi, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi dan yang sulit adalah mentransplantasikan visi itu menjadi kenyataan," ujar Jonan.