Blitar (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI memaksimalkan tanam tebu di lahan yang belum optimal dimanfaatkan, sebagai upaya mencapai swasembada gula nasional.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengungkapkan pemerintah terus mendorong peningkatan produksi gula melalui ekstensifikasi penambahan luas areal tanaman tebu di sejumlah lokasi, dan intensifikasi melalui bongkar ratoon dan rawat ratoon tahun 2024-2028 seluas 1,34 juta hektare dengan target peningkatan produksi sebesar 3,4 juta ton.
"Untuk mencapai target kebutuhan benih tebu unggul, kami perlu melakukan beberapa langkah strategis seperti penyediaan benih unggul secara berjenjang maupun menggunakan metode kultur jaringan, melakukan penataan varietas, peningkatan pengawasan peredaran benih, dan optimalisasi fungsi Forum Produsen Benih Tebu," kata Harvick pada tanam tebu di Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa.
Konsumsi gula secara nasional adalah 3,4 juta ton dan produksi masih 2,6 juta ton, sehingga defisit 800 ribu ton. Sementara, luas areal tebu rakyat adalah 282.140 hektare yang terbagi di seluruh wilayah Indonesia.
Ia menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menginstruksikan untuk memaksimalkan lahan yang produktif untuk dikembangkan lagi komoditas tebu, sehingga diharapkan swasembada gula bisa segera terwujud.
"Segera kami zonasi mana lahan yang perlu ditingkatkan agar lahan tersebut bisa menghasilkan kualitas yang terbaik dan kuantitas. Bukan hanya pemanfaatan lahan, tapi kualitas tebu sehingga produk hilir gula bisa meningkat kualitasnya dan produk turunannya. Jadi, hilirisasi cenderung mengarah ke semua pemanfaatan lahan yang ada dari tebu," ujar dia.
Pihaknya memang mengakui saat ini masih defisit gula hingga 800 ribu ton. Hal ini terjadi karena beberapa sebab salah satunya pengaruh cuaca ekstrem El Nino .
Untuk itu, pihaknya menilai perlunya komitmen para stakeholder untuk membantu agar produksi gula bisa swasembada. Salah satunya dengan ikut mendukung rencana pembangunan sekitar 20 pabrik gula di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alam Syah menambahkan, pemerintah juga membuat strategi untuk penyediaan benih tebu guna mendukung swasembada gula nasional.
Ia menambahkan, pemilik varietas juga harus berkomitmen untuk menyediakan varietas unggul dan bermutu, pabrik gula harus menjamin menyerap produk tebu milik pekebun, produsen benih tebu harus berkomitmen untuk menyediakan benih unggul dan bermutu secara benar, tepat dan valid, serta para pekebun harus berkomitmen untuk memproduksi tebu secara optimal.
"Demi menjamin ketersediaan kebutuhan benih tebu unggul untuk pemenuhan pengembangan tebu, para pekebun harus berkolaborasi dengan lembaga riset, salah satunya melalui Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), dan harus bersinergi dengan kementerian, pemerintah daerah serta para stakeholder terkait, agar menghasilkan kualitas benih tebu dengan kadar rendemen yang baik dan sesuai standar," kata Andi Nur.
Ia berharap bahwa sesuai amanat Perpres Nomor 40 Tahun 2023 yang isinya tentang percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.
Diharapkan, lanjut dia, dengan adanya berbagai upaya dan langkah strategis ini dapat memberi dampak signifikan terhadap peningkatan produksi dan produktivitas tebu dalam rangka percepatan swasembada gula nasional.
Hadir dalam acara itu, Wamentan Harvick Hasnul Qolbi dan jajarannya, perwakilan dari Pemkab Blitar, Bupati Malang Sanusi dan tamu undangan lainnya.