Probolinggo (ANTARA) - Kabupaten Probolinggo melepas ekspor perdana konjac powder atau tepung porang sebanyak 57 ton ke China.
Pelepasan ekspor perdana tepung porang ditandai pemotongan tumpeng, pemukulan gong, dan pengguntingan untaian bunga melati oleh Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, Probolinggo, Selasa.
"Itu awal yang baik dengan dibukanya kembali pasar China sebagai pembeli terbesar. Porang kembali jadi primadona ekspor," kata Sahat Panggabean saat menyerahkan sertifikat ekspor karantina di Probolinggo.
Ekspor perdana porang tersebut dilakukan PT Probolinggo Big Power, yang berlokasi di Desa Sukokerto, Probolinggo.
Menurut Sahat, ekspor tepung porang untuk pasar China sempat terhenti karena secara sepihak negara tersebut memberlakukan food safety law pada tahun 2020 lalu.
"Kami bersama instansi terkait segera menindaklanjuti dengan melakukan aksi perbaikan sesuai protokol yang disepakati dengan penilaian kelayakan terhadap fasilitas ekspor tepung porang serta registrasi perusahaan atau eksportir," tuturnya.
Selain itu, pendamping pemenuhan persyaratan teknis dan protokol ekspor juga diberikan, agar semakin banyak para pelaku usaha yang bisa melakukan ekspor tepung porang.
Pasar tepung porang dapat dibuka kembali setelah pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden China XI Jinping pada 27 Juli 2023 melalui penandatangan Protokol Ekspor Tepung Porang.
"Di negara tujuan ekspor, komoditas tepung porang tersebut banyak digunakan pada industri makanan, kesehatan, dan kecantikan," katanya.
Ia kembali mengingatkan perlunya kerja sama para pihak baik di pusat dan daerah guna memberikan edukasi petani bahwa Indonesia memiliki komoditas unggulan yang tidak tumbuh di semua negara yaitu tanaman porang, sehingga perlu didorong petani menanam porang sebagai komoditas ekspor.
"Dalam waktu dekat, saya jadwalkan bertemu dengan GACC di China guna membahas hambatan teknis ekspor komoditas pertanian dan perikanan. Kami dorong volume dan ragam ekspor asal Tanah Air ke sana," ujarnya.
Direktur Probolinggo Big Power Nursiyah mengatakan impiannya menjadi kenyataan, sehingga pihaknya mengapresiasi bantuan dan pendampingan yang diberikan pemerintah melalui Badan Karantina Indonesia.
"Kami akan terus menjaga kualitas dan kuantitas produksi tepung porang sekaligus dapat menambah ragam produksinya," katanya.
Sementara, Ahmad Hasyim Ashari mengatakan perkembangan tanaman porang hingga ekspor ke China mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat, sehingga angka kemiskinan dan pengangguran yang ada di kabupaten turun.
"Saya berharap agar harga jual porang di tingkat petani meningkat karena menanam tanaman porang sangat mudah sekali, cukup ditabur benihnya dan dibiarkan selama dua tahun, kemudian panen," tuturnya.