PT Sun Paper Source (SPS) mendukung upaya pemerintah menekan angka kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melalui program sosialisasi cuci tangan dan etika batuk yang benar pada anak.
COO PT Sun Paper Source (SPS) William Yaury di Sidoarjo, Sabtu mengatakan bekerjasama dengan Sekolah Widya Wiyata Sidoarjo, program ini diselenggarakan melibatkan ratusan siswa dari tingkat TK hingga SD.
"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk memperingati Hari Pahlawan yang bertajuk 'Aku Pahlawan Untuk Sesama'," ujarnya.
Ia menjelaskan, program sosialisasi ini dilakukan dengan cara kampanye gerakan cuci tangan dan etika batuk yang benar, dibalut dengan senam ceria sambil mengenakan berbagai kostum pahlawan.
"Program ini merupakan wujud inisiasi SPS dalam mendukung upaya pemerintah menekan jumlah kasus ISPA pada anak," ujarnya.
Menurutnya, program ini juga sebagai sarana mengenalkan anak-anak pentingnya menjaga kesehatan dengan media pembelajaran yang menarik.
"Kami berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam rangka menekan kasus ISPA pada anak-anak. Salah satunya dengan mengkampanyekan pola hidup bersih dan sehat pada anak," ujarnya.
Lebih lanjut William menyampaikan, kampanye ini dikemas bersamaan dengan Hari Pahlawan 2023 dan diharapkan pada masa ini setiap anak dapat menjadi pahlawan bagi lingkungan sekitarnya, yakni dengan cara menjaga kesehatan dari diri sendiri.
"Favour, sebagai salah satu produk yang menjadi kontribusi kami untuk mendukung pencegahan penularan ISPA dilingkungan anak. Dengan cara mengeringkan tangan hingga bersih usai cuci tangan dan menggunakan serta menutup hidung serta mulut usai batuk dan bersin," ucapnya.
Dalam satu bulan, kata William, total kapasitas produksi tisu yang dihasilkan oleh SPS yakni sebesar 10.000 ton per bulan dengan nilai ekspor 800 kontainer setiap bulan.
“Kami mengekspor lebih dari 80 negara, dan juga kami telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah sebagai eksportir dalam rangka pengembangan pasar baru,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Dr Erwin Ashta Triyono mengatakan ISPA pada anak disebabkan oleh bakteri, virus, bahkan jamur yang bertebaran di udara.
Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan imunitas terhadap anak.
Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan imunitas terhadap anak.
“Pada tahun 2023 sampai bulan September jumlah kasus pneumonia (pneumonia dan pneumonia berat) pada balita sebanyak 45.041 balita atau sebanyak 32,03 persen dari jumlah target 140.587 balita. Sementara kematian sebanyak tiga balita,” ujarnya.