Surabaya (ANTARA) - Sekolah Pascasarjana (SPS) Universitas Airlangga (Unair), mengadakan Pagelaran Wayang semalam suntuk, Sabtu (2/11) malam, dengan mengangkat tema Wayang Kiai untuk menyambut Dies Natalis Ke-70 Unair dan Hari Santri 2024.
Dalam sambutan pengantar untuk wayang Lakon Banjaran Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari, yang menampilkan Dalang Ki Cahyo Kuntadi, Sinden Nyi Suksesi Rahayu, dan Bintang Tamu Ki Sukron Suwondo itu, Direktur SPS Unair Prof Dr Badri Munir Sukoco mengatakan pihaknya mengadakan Wayang Kiai dengan menggandeng PWNU Jawa Timur, sekaligus untuk memperingati Hari Santri 2024.
"Lakon dan tema yang diangkat sangat spesial, yakni Fatwa dan Resolusi Jihad dalam Perang Rakyat Semesta di Surabaya, 10 November 1945. Pagelaran wayang ini seru, karena kisah heroik resolusi jihad dan pertempuran Surabaya ini dibawakan oleh Ki Dalang Cahyo Kuntadi yang terkenal dengan aksinya," kata Prof Badri.
Pada siang hari menjelang wayangan itu, Unair mengadakan Sarasehan Kebangsaan dengan tema Reaktualisasi Spirit Resolusi Jihad bagi Generasi di Ruang Kuliah Internasional SPS Unair.
Kegiatan yang dipandu Wadir III SPS Unair yang juga pengurus PWNU Jawa Timur Prof Suparto Wijoyo ini memang merupakan kolaborasi antara Universitas Airlangga melalui Sekolah Pascasarjana dengan PWNU Jawa Timur.
"Hadir pada kegiatan ini Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih, serta sejumlah narasumber yaitu Guru Besar FEB Unair Prof Bambang Tjahyadi, Guru Besar FEBI UIN KHAS Jember Prof Babun Suharto, serta Tokoh Gen Z Gus Yusuf Adnan yang juga putra Ketua PWNU Jatim Kiai Kikin Abdul Hakim Mahfudz," katanya.
Dalam Sarasehan Kebangsaan dengan PWNU Jawa Timur itu, Rektor Unair Prof Nasih menyambut baik kegiatan ini.
"Konsep ketuhanan dalam aspek budaya atau konteks kearifan lokal hingga misalnya dalam konteks nasionalisme," katanya.
Catatan kedua dalam konteks resolusi jihad ini adalah bagaimana konsep mencintai suatu negeri adalah fardlu ‘ain. Unair adalah bagian dari entitas kebangsaan, yang di antara komponen bangsa itu ada Nahdlatul Ulama.
Oleh karena itu, perjuangan yang diinisiasi oleh alim ulama dan para pejuang pendahulu belum selesai.
Dengan demikian, semangat para pejuang yang penuh dengan nilai melalui fleksibilitas dan kreativitas tersebut perlu dilanjutkan atau dikembangkan, misalnya Gen Z harus merdeka, dari malas beribadah menjadi beramal aktivitas positif.
Prof. Babun dari UIN Jember menilai setidaknya ada empat hal yang harus menjadi perhatian Generasi Z, yaitu kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, menguasai komunikasi dan bahasa internasional, serta kemampuan kolaborasi yang baik.
Sebagai alumnus S3 FEB Unair Prof. Babun juga mengutarakan pengalamannya mulai dari staf tata usaha hingga menjadi PNS dosen. Mulai dari dosen biasa hingga menjadi profesor serta Ketua STAIN, Rektor IAIN 2 periode, serta Rektor UIN Jember. Itu juga tidak lepas dari aktivitas sosial di GP Ansor dari ranting/desa hingga wilayah/provinsi.
Sementara itu, Prof Bambang Tjahyadi memaparkan relasi dengan pagelaran wayang yang akan diadakan, serta tinjauan dari aspek sosiologis dan budaya. Hasil sarasehan akan disampaikan kepada para pihak yang berkepentingan untuk kemajuan bangsa.