Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur menyatakan bahwa gerakan pangan murah dengan operasi pasar yang digelar di sejumlah titik, intensif untuk menekan laju inflasi pada Oktober 2023, yang mencapai 0,20 persen lebih rendah dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,27 persen.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri Tetuko Erwin Sukarno mengemukakan selama Oktober 2023, harga pangan di Kota Kediri sedang bergejolak, antara lain beras, cabai rawit dan gula.
"TPID Kota Kediri bersama dengan Bulog terus melaksanakan operasi pasar dalam rangkaian gerakan pangan murah yang dilaksanakan setiap Minggu selama Oktober. Kegiatan ini dilaksanakan di kelurahan untuk menjangkau seluruh warga kota, menjual pangan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau," kata Erwin di Kediri, Selasa.
Erwin yang juga Sekretaris TPID Kota Kediri ini mengatakan dalam program tersebut, dijual beras SPHP, beras premium, minyak goreng, tepung terigu, gula, telur, bawang merah, bawang putih, sayur hingga buah yang didapatkan dari Bulog, distributor, petani dan peternak langsung, sehingga harganya lebih terjangkau.
Ia menambahkan gerakan yang telah dibuat tersebut berpengaruh positif pada inflasi di Kota Kediri pada Oktober 2023, yang mampu dikendalikan. Inflasi pada Oktober 2023, di angka 0,20 persen lebih rendah dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,27 persen.
Menurut dia, sejumlah komoditas yang menyumbang inflasi mampu dikendalikan, seperti komoditas gula, minyak, telur ayam dan daging ayam, sehingga tidak menjadi lima besar komponen penyumbang inflasi Kota Kediri bulan Oktober.
Namun, ia mengaku tingginya harga beras juga masih menyumbang inflasi untuk Kota Kediri. "Beras yang masih menjadi penyumbang inflasi terbesar nomor satu," kata Erwin.
Baca juga: Pj Wali Kota Kediri udpate capaian program seluruh OPD
Ia menjelaskan beberapa peristiwa yang mempengaruhi inflasi terutama El Nino yang masih bertahan di level moderat pada Oktober 2023, mengakibatkan turunnya stok beras.
Bulog Kediri juga telah mendistribusikan ke pasar-pasar tradisional dengan beras medium di lebih dari 200 outlet pedagang, tetapi kenaikan lebih banyak dipicu konsumsi beras premium yang bahan bakunya sedang sulit didapat, bahkan oleh penggilingan beras skala besar, karena musim panen raya yang telah lewat.
"Untuk mencoba mengatasi masalah tersebut, kami di TPID Kota Kediri bersama Bulog akan membuka toko pengendalian inflasi yang menjual beras medium maupun premium dengan harga terjangkau. Toko ini direncanakan dibuka di tiga pasar tradisional yang ada di Kota Kediri pada awal November," kata dia.
Sementara itu, Kepala BPS Kota Kediri Pardjan mengatakan secara month to month (mtm) inflasi Kota Kediri bulan Oktober cukup terkendali di angka 0,20 persen lebih rendah dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,27 persen.
"Seperti bulan sebelumnya, salah satu pemicu inflasi di Kota Kediri disebabkan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau,” kata Pardjan.
Pihaknya menyebut TPID Kota Kediri harus mewaspadai untuk menekan inflasi bulan November ini. "Yang perlu diwaspadai adalah harga barang-barang yang masih mengalami kenaikan, terutama beras, karena memiliki nilai diagram tinggi, sehingga jika ada gejolak sedikit mempengaruhi inflasi yang cukup besar. Selain beras, kenaikan harga cabai rawit beberapa hari terakhir juga patut diwaspadai," kata dia.