Oleh Abdul Hakim Sebagai Kota Maritim atau kelautan, Surabaya, Jawa Timur sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan potensi wisata pantai, tapi perlu banyak belajar dari negara lain. Surabaya perlu belajar lagi cara mengemas potensi wisata pantai agar dapat menarik kunjungan para wisatawan mancanegara. Pengelolaan potensi wisata banyak yang bisa dicontoh tapi tentu tidak semua, salah satunya adalah pantai Pattaya yang letaknya kurang lebih 115 kilometer dari Kota Bangkok, Thailand. Para pengunjung di Pantai Pattaya bisa menikmati fasilitas yang ada seperti Windsurf, ski air, berenang, berjemur, snorkel, berlayar, atau mengambil perjalanan ke pulau-pulau terdekat. Kegiatan lain termasuk Bungee jumping, bersepeda, terjun payung, go-Karting, Muay Thai (Thailand tinju), dan Paintball. Selain itu, disediakan lapangan golf untuk para pemula dan ahli di sekitar Pattaya di antaranya Phoenix, Pattaya Country Club, dan Angkatan Laut saja dekat Sattahip. Hal lain yang menarik bagi pengunjung ke Pattaya adalah pilihan restoran yang menyajikan beberapa makanan laut segar Thailand. Karena tingginya jumlah ekspatriat asing di Pattaya ada juga merupakan pilihan yang sangat baik dari restoran-restoran asing otentik melayani kesukaan pengunjung dari Prancis, Italia, Swis, Jerman, Hongaria, Skandinavia, Inggris, India, Arab, Jepang, dan China. Selain keindahan alamnya, pantai Pattaya juga dikenal dengan kota pesta karena kehidupan malamnya. Hampir setiap malam kota ini penuh dengan gemerlap lampu disko serta gemulai gadis Thailand yang meliuk-liuk di tiang-tiang bar. Sapaan serta senyuman nakal seakan menjadi hal yang lumrah untuk menarik para wisatawan asing yang ingin mereguk kehangatan malam. Hampir sepanjang jalan di pantai Pattaya terlihat para gadis yang berwajah Asia dan oriental berjajar di depan bar. Mereka tampak asyik bercengkerama dengan sesama rekan mereka, kadang memainkan ponsel sambil menunggu tamu yang datang. Di beberapa bar juga tampak para gadis yang rata-rata berambut panjang menari-nari dan berputar di tiang bar. Tampak di antara penari itu, para wisatawan asing yang semuanya laki-laki tampak asyik mengobrol dengan ditemani para gadis dan tentunya minuman beralkohol. Begitu juga para gadis yang tampak cuek meliuk-liuk di tiang bar walaupun gerakan mereka akan menjadi perhatian orang-orang menyusuri jalan di Pattaya. Memang para gadis ini masih berpakaian tergolong sopan walaupun hanya menutupi sekedarnya. Di sana-sani suara musik disko bergenre house tampak saling bersahutan antara satu bar dengan bar lainnya. Geliat Pattaya baru akan terlihat pada malam hari, mungkin ini juga yang menjadi daya tarik wisatawan asing. Jadi tidak salah jika ada anggapan "All Night Is Saturday Night" (semua malam adalah malam minggu) sebab saat "weekday" (akhir pekan) pun kawasan ini tetap ramai dengan kehidupan malamnya. Aneka "Show" Sisi lain hiburan malam yang juga diminati para wisatawan mancanegara adalah banyaknya aneka "show" (pertunjukan) tari dan akting yang diperagakan oleh wanita-wanita cantik mulai dari yang biasa (normal) hingga berbau seksual. Namun wanita-wanita cantik tersebut bukan yang sebenarnya, melainkan "lady boy" atau kalau di Indonesia disebut waria atau banci. Istilah "Lady boy" tidak asing lagi di Thailand karena jumlahnya cukup banyak dan berbaur di tengah masyarakat. Pertunjukan yang paling terkenal di Pattaya adalah "Cabaret Show" yang biasa digelar setiap malam. Kostum dan pagelaran mereka yang megah sehingga membuat mata pengunjung terpana. Acara ini cenderung humor dan tidak dilarang untuk anak-anak. Bahkan selesai acara, para pengunjung dipersilahkan untuk foto-foto bareng bersama para "lady boy". "Saya dibuat tercengang menyaksikan wanita-wanita cantik di atas panggung yang tak lain adalah waria," kata salah seorang pengunjung dari Surabaya, Indonesia, Haryono saat melihat pertunjukan "Cabaret Show" di Alcazar Pattaya. Menurut Haryono sangat sulit membedakan wanita tulen dan "lady boy". Hal itu dikarenakan "lady boy" di Bangkok betul-betul mulus, cantik, dan memiliki payudara yang bagus. Infomasi yang dihimpun ANTARA saat berkunjung ke Pattaya beberapa hari lalu, selain operasi payudara dan kelamin, sebagian dari "lady boy" juga melakukan operasi dagu dan hidung agar terlihat makin cantik. Adapun biaya operasi kecantikan di Thailand relatif lebih murah sehingga banyak di antara mereka yang melakukan operasi di hampir seluruh bagian tubuhnya. Thailand memiliki tiga tempat pertunjukan yang menampilkan kemampuan para "lady boy" untuk menari dan berakting yakni di Pattaya, Phuket ,dan Bangkok. "Hampir semua wisatawan asing yang datang ke Pattaya melihat pertunjukan Cabaret Show. Rugi jika tidak melihatnya," kata salah seorang pemandu wisata asal Thailand, Monica. Menurut Monica, hampir setiap malam, pertunjukkan "Cabaret Show" selalu ramai dipadati penonton. Bahkan terlihat lobi di lantai atas maupun bawah penuh sesak oleh penonton, terutama wisatawan asing. Ada tiga kali pertunjukan mulai jam 18.30, dan 20.00 serta 21.30 waktu Thailand. Tiketnya dijual seharga 600 baht atau se-kitar Rp180.000 (kurs 1 baht = Rp 300). Tetapi untuk kursi VIP, tiket dijual seharga 700 baht. Pertunjukan tari dan nyanyi para waria mereka sangat bagus dan menguasai panggung. Semuanya cantik, sexy, berkulit mulus dan suaranya juga lembut. Ada juga episode lucu seperti waria gendut dan waria dengan dua tampilan, pria dan wanita seperti yang diperankan Brandon Indonesia Mencari bakat. Lagu yang dibawakan pun aneka, ada Cindai-nya Iyet Bustami, ada lagu China, lagu Vietnam, lagu Barat, ada juga bergaya mirip Lady Gaga. Panggung diseting sesuai dengan lagu, misalnya lagunya asal Jepang, maka nuansa atau tema panggungnya ala Jepang. Selepas pertunjukan, para "lady boy" menjalin interaksi dengan penonton di luar gedung. Tentu lengkap dengan kostum seksinya dan kita mendapat kesempatan untuk foto bareng dengan membayar 40 bath atau Rp12.000 saja. "Come here guy! Just 40 bath take a picture," ajak banci-banci itu ke penonton yang baru keluar. Banyak yang memanfaatkan kesempatan untuk foto bersama atau sekadar melihat dari dekat seberapa mulus dan seksinya para waria Thailand ini. Foto mesra dengan waria banyak dilakukan oleh penonton. Jika di Indonesia banci merupakan penyakit sosial maka di Thailand justru menjadi komoditas industri hiburan yang memberi kontribusi bagi pendapatan asli daerah bahkan pendapatan asli negara. Selain "cabaret show", ada tiga pertunjukan untuk orang dewasa atau "sex show" yang juga diminati wisatawan asing yakni "Spiderman Show", "Tiger Show" dan "Supermodel Show". Dalam pertunjukan tersebut diperlihatkan aksi akrobat dan tari-tarian dari cewek, cowok dan waria yang berpakaian bugil hingga hubungan badan. Monica mengatakan sebetulnya tiga pertunjukan untuk orang dewasa tersebut telah dilarang pemerintah setempat. Hanya saja, setelah dihilangkan jumlah wisatawan yang datang ke Pattaya menurun sehingga akhirnya dibuka lagi. "Tapi pemerintah membuat aturan dengan melarang warga penduduk asli atau lokal untuk melihat pertunjukan itu. Pertunjukan itu hanya diberlakukan bagi wisatwan asing," ujarnya. Pengelola juga punya cara jitu menjaga agar segala bentuk rekaman gambar tidak beredar luas. Jika beredar, pengelola khawatir shownya akan kehilangan peminat dan tidak lagi membuat pengunjung penasaran. Adapun yang kedapatan mengambil gambar, akan dikenai denda 20.000 baht atau Rp6 juta. "Semua yang mau masuk, harus menitipkan ponsel dan alat elektronik lainnya di pintu masuk," ujarnya. Pantai Pattaya Pantai Pattaya memang tidak seindah pantai-pantai eksotis di Indonesia seperti halnya di Bali dan Lombok. Tetapi Pantai Pattaya memiliki nama mendunia dan menjadi salah satu tujuan wisata internasional. Diketahui Pattaya mulanya adalah sebuah desa nelayan kecil. Lalu perubahan terjadi pada tanggal 26 April, 1961 ketika kelompok pertama dari sekitar 100 prajurit Amerika yang berjuang dalam Perang Vietnam tiba di Pattaya untuk relaksasi. Dari awal ini, Pattaya menjadi resor pantai populer yang sekarang menarik ratusan ribu pengunjung. pondok nelayan di sepanjang pantai digantikan oleh hotel resor dan toko ritel, termasuk pusat perbelanjaan terbesar di Asia seperti Central Festival Pattaya Beach Mall. Selain itu, air laut di Pantai Pataya yang tenang hampir sama dengan Tanjung Benoa di Bali dan di sana juga memiliki beberapa pulau dan yang paling diminati turis adalah pulau Koh Larn yang bisa di capai dengan menggunakan kapal dengan harga tiket 30 Baht atau Rp9.000 per tiketnya. Saat sore menjelang, pantai Pattaya justru semakin padat. Sebagian besar para bule internasional dari Eropa dan Amerika, sangat menyukai sunset yang ada di Pattaya. Dan saat malam menjelang, pusat keramaian wisatawan beralih ke "Walking Street", sebuah lokasi di sudut pantai Pattaya hingga dermaga Pattaya nan menawarkan eksotiknya kecantikan wanita Asia. Mulai dari paket pijat hingga tarian erotis para wanita Thailand pun bisa dinikmati dengan berbagai jenis aliran musik yang bisa menghangatkan malam para pecinta dunia gemerlap (dugem). "Walking Street" ini memang sangat terkenal dengan bisnis esek-eseknya. Bahkan para sales bisnis esek-esek ini tidak sungkan menawarkan berbagai paket plus-plus dengan harga bersaing. Semuanya jenis hiburan malam plus dengan tawaran paket wanita penghiburnya ditawarkan secara terang-terangan. Bahkan tawar menawar di tengah trotoar "Walking Street, sudah menjadi tontonan biasa. Wakil Dubes RI di Bangkok Thailand, Primanto Hendrasmoro mengatakan rata-rata wisatawan asing yang datang ke sejumlah tempat wisata di Thailand mencapai 15 juta orang pertahun. "Targetnya untuk tiga hingga empat tahun mendatang sebanyak 20 juta orang per tahun. Target tersebut cukup masuk akal untuk tercapai," ujarnya. Primanto mengatakan kunci dari semua itu adalah pemerintah setempat telah memberikan kemudahan akses masuk ke Thailand, pelayanan memuaskan, fasilitas memadahi dan keamanan. "Kami berharap Indonesia lebih bisa mengoptimalkan potensi wisata yang lebih baik," katanya. Sementara itu, Kasubag Layanan Informasi Bagian Humas Pemkot Surabaya Dayu Kade Asritami mengaku kagum dengan keramaian tempat wisata pantai Pattaya. Bahkan hampir sebagaian besar pengunjungnya adalah para bule atau wisatawan asing. "Tentunya hal ini bisa dipelajari Pemkot Surabaya yang berencana mau merenovasi pantai Kenjeran," katanya. (*)
Berita Terkait
Dewas ANTARA harap kinerja Biro Jatim terus tumbuh
17 Desember 2025 19:30
Konjen RRT-ANTARA Jatim masifkan penyebaran informasi positif dua negara
16 Desember 2025 19:45
DPR nilai pemberitaan ANTARA masih menjadi tolok ukur
16 Desember 2025 19:02
Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim: ANTARA miliki karakter yang berbeda
16 Desember 2025 18:16
Kadis Kominfo Jatim apresiasi peran ANTARA jaga kualitas informasi
16 Desember 2025 17:02
Wagub Jatim: ANTARA berkontribusi cerdaskan masyarakat
16 Desember 2025 15:35
Kepala Biro ANTARA Jatim perkuat soliditas tingkatkan kinerja songsong 2026
15 Desember 2025 20:23
88 Tahun ANTARA dan saksi sejarah heroisme di Jatim
12 Desember 2025 19:22
