Ngawi (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi meminta warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem di wilayah itu, seiring memasuki musim hujan menjelang akhir 2023 yang berpotensi bencana hidrometeorologi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi Teguh Puryadi mengatakan imbauan untuk mewaspadai cuaca ekstrem tersebut rawan terjadi saat musim pancaroba, yakni peralihan dari musim kemarau ke hujan yang ditandai dengan hujan deras disertai angin kencang yang berpotensi merusak.
"Saya berharap masyarakat lebih peduli dengan lingkungan masing-masing. Saat terjadi hujan deras disertai angin kencang diharapkan berlindung di tempat yang aman," ujar dia di Ngawi, Senin.
Sesuai data dalam sepekan terakhir pada awal November 2023, BPBD mencatat telah terjadi sejumlah kejadian angin puting beliung bersamaan dengan hujan deras di Ngawi.
Bencana tersebut menyebabkan lima rumah warga roboh dan puluhan lainnya rusak. Bagian rumah yang rusak parah, terutama atap.
"Terdata, kejadian tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Karanganyar, Widodaren, Pitu, Ngawi, dan Kendal," katanya.
Ia mengatakan secara geografis semua wilayah di Kabupaten Ngawi rawan bencana hidrometeorologi saat musim hujan, seperti angin puting beliung, tanah longsor, banjir bandang, dan banjir.
Selain meminta masyarakat waspada, BPBD juga melakukan sejumlah antisipasi untuk penanganan bencana hidrometeorologi yakni menyiapkan petugas dan peralatan untuk mengantisipasi serta melakukan tindakan saat terjadi kedaruratan.
Petugas juga wajib melakukan evaluasi hingga koordinasi secara berkala dengan BPBD Provinsi Jatim, BNPB, TNI, Polri, serta lembaga terkait lain untuk penanganan bencana.
Petugas juga melakukan mitigasi sebagai antisipasi dan persiapan menghadapi bencana alam saat musim hujan di sejumlah daerah setempat. Mitigasi dilakukan dengan memetakan daerah kecamatan yang rawan bencana hidrometeorologi.