Blitar - Sekitar 50 warga Blitar, Jumat mengalami kesurupan saat acara bersih desa di lokasi makam Bupati Blitar pertama Adipati Ario Adinegara, tepatnya di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Ridha, salah seorang warga mengaku kaget dengan kejadian itu. Ia sempat menyingkir saat para peserta terlihat seperti orang kesurupan. "Awalnya kaget, jadinya sempat menghindar. Tapi, biasanya tiap tahun selalu ada kejadian seperti ini, jadi tidak takut," katanya. Kesurupan itu memang selalu terjadi saat acara bersih desa di makam Bupati pertama Kabupaten Blitar tersebut. Sikap para peserta yang aneh mulai terlihat ketika mereka dalam perjalanan mulai dari kantor kelurahan hingga lokasi makam. Satu per satu, peserta jatuh ketika mereka mulai berjalan dari kantor Kelurahan Sukorejo ke lokasi makam yang jaraknya ada sekitar 3 kilometer. Mereka ada yang pingsan saat dalam perjalanan. Kondisi para peserta bertambah parah ketika memasuki kawasan makam mantan Adipati Ario. Selain jatuh, ada yang menangis, bahkan hingga meraung-raung. Ada juga sejumlah peserta yang tanpa sadar makan daun kembang saat kesurupan tersebut. Sejumlah warga memang sempat takut, khawatir mereka juga akan mengalami nasib yang sama, seperti para peserta bersih desa yang lebih banyak diikuti laki-laki tersebut. Bukan hanya orang dewasa, sejumlah anak-anak yang mengikuti acara itu juga ada yang kesurupan. Sejumlah tokoh masyarakat juga langsung menghubungi para dukun dan kiai di daerah itu untuk menyadarkan mereka. Satu per satu, warga yang kesurupan tersebut bisa sadar. Ada beberapa warga yang sukar untuk disembuhkan, langsung dibawa ke kantor kelurahan, agar lebih tenang. Kegiatan itu hampir saja bubar, karena acara belum dimulai dan sudah ada warga yang menjadi peserta "jatuh" kesurupan. Namun, setelah disembuhkan oleh kiai setempat, akhirnya mereka sadar. Kegiatan dalam bersih desa itu dipimpin oleh sesepuh setempat. Warga juga berdoa, membaca tahlil, dengan harapan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Warga juga mendoakan mereka yang dikubur di lokasi itu, agar tenang. Warga yang mengikuti acara itu sebagian besar membawa makanan nasi lengkap dengan sayur dan lauknya, seperti ikan, daging ayam, dan sejumlah lauk lainnya. Seluruh nasi itu ditaruh di atas nampan yang terbuat dari pelepah daun pisang. Dengan ukuran nampan yang tidak terlalu besar, seluruh nampan itu ditaruh di lokasi balai kelurahan. Supriyanto, salah seorang tokoh desa di tempat itu mengatakan sebenarnya sudah berupaya agar tidak ada kejadian seperti itu saat acara bersih desa, tetapi pada kenyataannya, tetap ada saja. Ia mengatakan, kemungkinan warga terlalu menghayati acara ini, hingga tidak sadar perilakunya berubah, bahkan seperti orang kesurupan. "Mungkin mereka terlalu menghayati, terlalu bersemangat, hingga tidak peduli lagi dengan kondisi tubuhnya. Walaupun kesurupan, hal itu tidak berbahaya bagi mereka," kata Supriyanto. Pihaknya akan berupaya, agar kejadian ini tidak terulang lagi. Ia tidak ingin, kegiatan yang harusnya berlangsung khidmat ini berubah menjadi kegaduhan, bahkan kericuhan karena ada peserta yang kesurupan. (*)
Puluhan Warga Blitar Kesurupan Saat Bersih Desa
Jumat, 21 Oktober 2011 16:58 WIB