Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro belum bisa menentukan konsep pola pembangunan Pasar Pasinan di Kecamatan Baureno, yang ludes terbakar, pada 11 Agustus 2011. "Opsi yang ditawarkan dalam membangun Pasar Pasinan, semuanya ditolak para pedagang, termasuk bantuan dana untuk membangun tempat lokasi penampungan sementara (TPS)," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro, Bambang Suharno, Kamis. Dalam dengar pendapat dengan Komisi B DPRD, yang langsung dipimpin ketuanya, Chisbullah Huda itu, ia mengungkapkan, opsi membangun pasar yang ditolak para pedagang tersebut yaitu, dalam membangun pasar memanfaatkan dana pinjaman bank dan pedagang mengangsur pinjaman. Opsi lainnya yang juga ditolak para pedagang, pembangunan ditangani pemdes dengan melibatkan investor dan didanai APBD dengan sistim bagi hasil dalam pengelolaan pasar desa yang memiliki tanah seluas 12.696 meter persegi. "Kami masih akan membahas lagi dengan perwakilan para pedagang dan pemdes setempat," katanya menjelaskan. Menurut dia, para pedagang dan pemerintah desa (pemdes) setempat pernah dikumpulkan bersama membahas lokasi TPS. Direncanakan, untuk membangun lokasi TPS menelan dana sekitar Rp350 juta. "Lokasi TPS di sepanjang jalan masuk di sebalah timur pasar yang terbakar tersebut," jelasnya. Namun, katanya, tawaran itu, tidak ada sepakat antara antara para pedagang dan pemdes, sehingga sekarang ini pedagang pasar yang jumlahnya sekitar 600 pedagang menempati lokasi di berbagai tempat. Menanggapi hal itu, Ketua Komisi B DPRD, Chisbullah Huda mengaku, kecewa atas belum adanya konsep dalam membangun kembali pasar desa yang terbakar itu, termasuk kejelasan lokasi TPS bagi para pedagang. Sebab, lanjutnya, karena di trotoar dipenuhi para pedagang mengakibatkan kemacetan lalu lintas jalan raya di depan pasar desa itu. Ini juga akan masuk musim hujan, bagaimana kondisinya kalau tidak ada kejelasan lokasi TPS bagi para pedagang," katanya menambahkan. (*)
Pemkab Bojonegoro Belum Tentukan Pembangunan Pasar Pasinan
Kamis, 20 Oktober 2011 20:14 WIB