Madiun - Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyatakan, Madiun sangat berpotensi untuk mengembangkan pembudidayaan jamur tiram putih, sebagai upaya untuk meningkatkan diversifikasi sayuran dan kesejahteraan penduduk. "Jamur tiram sangat berpotensi dikembangkan di Kabupaten Madiun. Hingga kini sejumlah wilayah yang telah mengembangkannya antara lain di kecamatan Sawahan, Jiwan, Wungu, Madiun, Geger, dan Kebonsari," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Madiun, Edy Bintarjo, di Madiun, Selasa. Hanya saja, pembudidayaan jamur tiram putih di Kabupaten Madiun masih dilakukan secara perorangan dan belum secara komunitas yang tergabung dalam kelompok tani jamur tiram putih. "Jumlah pembudidayanya memang masih sedikit. Namun potensi ini mulai digarap. Bahkan baru-baru ini Pemkab Madiun bersama sejumlah petani jamur tiram di wilayah setempat mengadakan studi banding tentang pembudidayaan jamur tiram ke Kabupaten Sleman, DIY," kata Edy. Studi banding tersebut, lanjut dia, merupakan salah satu cara untuk mendorong petani di Kabupaten Madiun mengembangkan budidaya jamur tiram. Dalam studi banding tersebut, Pemkab Madiun dan sejumlah petani jamur tiram Madiun mengunjugi sentra pembudidayaan jamur tiram putih di Omah Rojo Jamur, Dusun Cemoroharjo, Kelurahan Candibinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Dalam studi banding itu, petani diajarkan mulai tentang cara pembibitan hingga bibit siap dibudidayakan dan dipanen. Petani juga diajarkan tentang tata cara pengelolaan pascapanen yang bisa menghasilan keuntungan hingga jutaan Rupiah. Edy berharap, dengan studi banding ini, dapat memberikan pencerahan kepada sejumlah petani jamur tiram agar usaha serupa dapat dikembangkan dan ditingkatkan di Kabupaten Madiun. "Selain omzet yang tinggi, usaha ini juga menyerap tenaga kerja. Sehingga membantu pemerintah daerah setempat dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masayarakat," kata Edy. Ia menambahkan, kendala yang dihadapi oleh petani jamur tiram di Kabupaten Madiun adalah keterbatasan modal dan pemasaran. Untuk membantu petani, terdapat dana pelatihan dan pengembangan sebesar Rp400 juta per tahun. Hanya saja, jumlah tersebut tidak hanya untuk petani jamur namun juga lainnya. Salah satu pembudidaya jamur tiram putih di Desa Pucangrejo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Abraham, mengatakan, pihaknya memilih usaha jamur tiram karena tergiur dengan peluang keuntungan yang ada. "Usaha ini mulai saya geluti sejak tahun 2009. Dalam sehari saya bisa memanen tiga hingga lima kilogram jamur tiram segar dari sekitar 2.000 log jamur. Jumlah tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan pasar," ujar Abraham. Jamur-jamur tersebut selain dijual segar, juga dijual setelah diolah menjadi keripik jamur. Untuk jamur segar dijual seharga Rp8.000 per kilogram sedangkan keripik jamur dijual seharga Rp55.000 per kilogram. Pihaknya optimistis usaha ini akan memberikan keuntungan banyak. Sebab jumlah produksi jamur tiram putih dari sejumlah pembudidaya yang ada di Madiun dinilai belum dapat mencukupi kebutuhan pasar.
Berita Terkait

Parliament partners with ANTARA to broaden outreach
24 Juli 2025 22:00

DPR gandeng ANTARA perkuat kolaborasi publikasi
24 Juli 2025 15:03

Wamen BUMN nilai program pemerintah perlu dibumikan lewat ANTARA
24 Juli 2025 14:52

Rupiah hari ini naik seiring kesepakatan tarif antara AS dengan Jepang
23 Juli 2025 10:01

Daop 7 Madiun dan Kejari Kediri kolaborasi optimalkan penjagaan aset
22 Juli 2025 20:58

Toyota Indonesia nilai generasi muda penggerak kepedulian lingkungan
15 Juli 2025 15:05

ANTARA Foto gelar edisi perdana Diskusi Taman Langit
12 Juli 2025 16:00

Belajar jurnalistik, mahasiswa UPN Veteran kunjungi LKBN ANTARA Jatim
10 Juli 2025 16:15