Madiun (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kabupaten Madiun menyatakan minat warga daerah setempat untuk bekerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja buruh migran masih cukup tinggi.
Data Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kabupaten Madiun mencatat Januari hingga September 2023 sudah ada 1.494 calon PMI (pekerja migran Indonesia) yang terdaftar.
"Jumlah ini hampir mendekati total 2022, ada sekitar 1.898 calon PMI tahun lalu," kata Kepala Disnakerperin Kabupaten Madiun Imam Nurwedi, Minggu.
Tingginya animo masyarakat Kabupaten Madiun bekerja di negara asing karena beberapa hal. Salah satunya sudah dibukanya lowongan kerja di 78 negara yang dulunya sempat tutup akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, juga disebabkan karena lowongan kerja di daerah yang terbatas sehingga tidak bisa mengakomodasi seluruh pencari tenaga kerja (pencaker) setempat.
"Jika animo tinggi seperti ini, diprediksi akhir tahun nanti bisa melebihi 2022. Kemungkinan pada angka 2 ribuan calon PMI," kata dia.
Adapun beberapa negara tujuan yang menjadi favorit PMI asal Kabupaten Madiun, yakni, Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia.
Mereka tidak hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga, namun banyak juga yang bekerja sektor formal sebagai pegawai perusahaan dan perawat atau tenaga kesehatan.
"Banyak panggilan ke sana karena memang perusahaan luar negeri mengakui profesionalisme dan etos kerja PMI Kabupaten Madiun itu dapat diandalkan," terangnya.
Sementara itu, wilayah Kabupaten Madiun bagian selatan masih mendominasi asal calon PMI tahun ini. Seperti Kecamatan Dolopo, Kecamatan Kebonsari, dan Kecamatan Geger.