Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menyiapkan program khusus berdasarkan minat dan bakat yang disesuaikan dengan kebutuhan para pelajar di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh dalam keterangannya di Surabaya, Kamis, mengatakan pihaknya terlebih dahulu melakukan penjaringan dan pemetaan terhadap para siswa.
"Kalau fisiknya bagus, kami arahkan pada seni bela diri, seperti Wushu atau Karate. Mungkin ada yang tertarik dengan dunia otomotif, kami coba siapkan. Apalagi, Pak Wali Kota Surabaya sudah menyiapkan sirkuit di Gelora Bung Tomo (GBT)," katanya.
Dengan demikian, kata dia, anak-anak merasa diperhatikan, karena kegemaran mereka diwadahi, serta bisa menyalurkan bakat minat mereka.
Oleh sebab itu, ia meminta seluruh SD-SMP Negeri dan swasta di Kota Surabaya untuk lebih terbuka dan transparan selama proses pemetaan bakat dan minat siswa.
"Ini untuk masa depan anak-anak, karena mereka memiliki kelebihan, hanya bidangnya saja yang berbeda. Sebab, dengan pemetaan yang tepat kami bisa mengarahkan anak-anak dengan lebih tepat sasaran," ujarnya.
Baca juga: Dispendik Surabaya ciptakan "game" kebersamaan cegah perundungan
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya meminta kepada seluruh tenaga pendidik untuk mengedepankan strategi pendekatan dan pendampingan kepada para siswa tanpa melakukan kekerasan.
"Guru itu digugu dan ditiru, jika guru menggunakan kekerasan tidak pas, anak bisa jadi meniru melakukan kepada temannya. Maka, kami coba membangun karakter anak melalui pendekatan guru," katanya.
Ia menyebut para guru sebetulnya mengetahui perubahan perilaku siswa saat di sekolah. Sehingga, ia meminta untuk dilakukan pendataan terkait dengan potensi para pelajar. Hal ini bertujuan agar potensi dan keberanian siswa dapat disalurkan pada perilaku positif yang berdampak pada prestasi mereka.
"Tinggal sekarang diarahkan kemana, kalau ada yang tawuran diarahkan untuk belajar seni bela diri agar bisa menjadi atlet bela diri atau tinju. Kalau ada anak yang ikut geng motor, diajak masuk Ikatan Motor Indonesia (IMI) untuk dikenalkan dunia otomotif dan memanfaatkan sirkuit GBT. Guru harus mengerti, tidak hanya akademik, tetapi juga mengetahui hobi anak didiknya," ujar dia.
Sebab, menurutnya, munculnya perubahan perilaku siswa, biasanya diakibatkan oleh kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Hal ini juga memicu dampak lain saat berada di lingkungan pendidikan, siswa tersebut dikhawatirkan tidak diterima oleh teman-teman sebayanya karena dianggap memiliki perilaku negatif.
"Akhirnya dia berontak, maka orang tua siswa, tolong dilihat apa keinginan dan hobi anak-anaknya. Ketika orang tua dekat dan bisa menyalurkan keinginan anaknya, ditambah dukungan oleh sekolah, insya Allah mereka bisa berubah," ujarnya.
Dispendik Surabaya siapkan program khusus sesuai minat bakat pelajar
Kamis, 12 Oktober 2023 7:17 WIB