Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemkot Surabaya siap menjalankan program Makan Bergizi Gratis, salah satunya memastikan kesiapan semua SD dan SMP negeri maupun swasta.
Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh di Surabaya, Selasa, mengatakan program yang dilaksanakan serentak pada awal 2025 telah dilakukan uji coba di lima sekolah dasar pada Juli hingga November 2024.
Ia mengatakan, pelaksanaan uji coba berlangsung di SD Negeri Klampis Ngasem III /512, Jalan Manyar Kertoarjo III Nomor 107 dan SD Negeri Menur Pumpungan, Jalan Manyar Kartika Timur Nomor 8.
Saat ini bertambah tiga sekolah lagi, yakni SD Negeri Wonorejo V/316, Jalan Tempel Sukorejo 1/55, SD Negeri Lidah Kulon IV, Jalan Lontar Lidah Kulon V Nomor 1 dan SD Negeri Margorejo V/407, Jalan Margorejo Tangsi III Nomor 5, Kota Surabaya.
Saat ini bertambah tiga sekolah lagi, yakni SD Negeri Wonorejo V/316, Jalan Tempel Sukorejo 1/55, SD Negeri Lidah Kulon IV, Jalan Lontar Lidah Kulon V Nomor 1 dan SD Negeri Margorejo V/407, Jalan Margorejo Tangsi III Nomor 5, Kota Surabaya.
"Tahun depan sudah siap. Alhamdulillah, kita sudah uji coba dan sudah memiliki role model di lingkungan sekolah. Contohnya, Pak Wali Kota Surabaya menyampaikan harus disiapkan lingkungan sekolah yang berdekatan dengan UMKM," ujarnya.
Yusuf menjelaskan, usulan pembuatan makan bergizi gratis dapat bekerja sama dengan UMKM yang dekat dengan lingkungan sekolah guna mendekatkan jarak pendistribusian makanan tersebut.
"Dengan demikian, Dispendik Surabaya akan berkolaborasi dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya terkait produksi program ini," ujarnya.
Terkait menu yang disediakan, Dispendik akan bersinergi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Nantinya, menu tersebut harus mengandung 4 sehat 5 sempurna sesuai dengan uji coba yang dilakukan di lima sekolah dasar di Surabaya.
Antara lain, berisikan nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan susu. Kemudian, terkait kebersihan lingkungan sekolah, pihaknya akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya.
"Kesiapan lainnya, para pelajar ada yang bertanggung jawab mendistribusikannya kepada teman sekelas setelah diantar, ada yang bertanggung jawab pada kebersihan untuk cuci tangan, maupun membuang sampah sehabis makan serta mengingatkan untuk berdoa sebelum makan," ujarnya.
Menurutnya, pembiasaan perilaku positif akan berdampak pada karakter pelajar di Surabaya. Ia mencontohkan, kebiasaan menjaga lingkungan dapat dimulai dengan membersihkan sisa atau bungkus makanan dan langsung dibuang ke sampah.
Menurutnya, pembiasaan perilaku positif akan berdampak pada karakter pelajar di Surabaya. Ia mencontohkan, kebiasaan menjaga lingkungan dapat dimulai dengan membersihkan sisa atau bungkus makanan dan langsung dibuang ke sampah.
"Sehingga, tidak berceceran, jadi mereka latihan manajemen di kelas maupun di lingkungan sekolah. Ini sebagai upaya edukasi kepada para siswa," ujarnya.
Tahapan selanjutnya, Dispendik Surabaya tengah menunggu arahan resmi dari Kementerian Pendidikan dan Menengah (Dikdasmen) Republik Indonesia (RI), mengenai kepastian menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Jumlah siswa SD/Mi mencapai 250 ribu, lalu SMP/Mts 105 ribu. Untuk sekolah non Muslim, saya sudah bertemu dan mereka memiliki model katering di kantin karena full day. Tapi kami masih menunggu arahan kementerian," ujarnya.
Meski begitu, sambil menunggu arahan resmi Dikdasmen RI, Dispendik Surabaya telah memiliki sejumlah role model yang telah dipersiapkan untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis. Ke depan, Yusuf berharap sinergi antara Pemkot Surabaya dengan PT. Gojek Tokopedia (GoTo) saat uji coba program Makan Bergizi Gratis, dapat kembali berjalan.
"Sekolah sudah menyiapkan distribusi pengiriman, dan sudah terbentuk, seperti ada yang bekerja sama dengan Gojek," ujarnya.*