Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin pagi mengeluarkan guguran lava sebanyak 18 kali ke arah dua sungai yang terletak di selatan dan barat daya gunung.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso dalam keterangan di Yogyakarta, Senin, menjelaskan berdasarkan pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, guguran lava dengan jarak luncur paling jauh 1.800 meter (1,8 km) itu meluncur ke arah Kali Bebeng dan Kali Boyong.
"Teramati 17 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah Kali Bebeng. Teramati satu kali guguran lava ke arah Kali Boyong jarak luncur 1.000 meter," kata dia.
Selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengalami 39 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-22 mm selama 22.8-147.9 detik, 60 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-9 mm selama 5.6-9.5 detik.
Asap kawah bertekanan lemah di atas puncak Gunung Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Pada periode pengamatan Minggu (8/10) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi juga tercatat 39 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter, 32 di antaranya ke arah barat daya (Kali Bebeng) dan tujuh guguran ke arah selatan (Kali Boyong).
Baca juga: Guguran lava pijar meluncur 10 kali dari Merapi sejauh 1,6 km
Berdasarkan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, periode 29 September -- 5 Oktober 2023, kata Agus, teramati adanya sedikit penambahan ketinggian kubah barat daya serta perubahan akibat aktivitas guguran lava.
"Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan," ujarnya.
Berdasarkan hasil foto udara pada 28 September 2023, Agus menyebutkan volume kubah barat daya Gunung Merapi terukur sebesar 3.097.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.500 meter kubik.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga sejauh lima kilometer dari puncak.
Selain itu guguran lava dan awan panas guguran, kata dia, bisa berdampak ke Kali Boyong hingga sejauh lima kilometer dari puncak serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh tujuh kilometer dari puncak.
Jika terjadi erupsi eksplosif, lanjutnya, maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.