Situbondo (ANTARA) - Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Situbondo menyatakan harga jagung pipil kering dan mengalami kenaikan harga, tapi tidak signifikan.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Situbondo Ruben Pakilaran mengatakan kenaikan harga jagung pipil kering juga melonjak hampir bersamaan dengan kenaikan harga beras di pasaran.
"Hanya kenaikan harga jagung pipil kering di pasaran tidak terlalu tinggi, dalam sebulan terakhir harga jagung naik di pasaran pertama Rp5.000 naik menjadi Rp5.500 per kilogram, dan naik lagi saat ini menjadi Rp6.000 per kilogram," ujar dia di Situbondo, Jawa Timur, Jumat.
Ruben menjelaskan bahwa kenaikan harga jagung pipil kering dalam kurun waktu sebulan dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per kilogram masih wajar seiring berkahirnya masa panen jagung petani.
Harga jagung pipil naik Rp6.000 per kilogram menjadi wajar karena hampir terjadi setiap tahun ketika panen mulai berkurang, sementara permintaan di pasaran terus bertambah.
"Naik dalam sebulan Rp1.000 per kilogram dalam sebulan masih wajar khusus jagung. Biasanya tidak lama kalau jagung akan turun kembali ke Rp5.000," katanya.
Berbeda dengan pengakuan salah seorang petani asal Situbondo, Sofyan. Menurut dia harga jagung pipil kering saat ini cukup tinggi yakni Rp5.700 per kilogram, yang biasanya hanya Rp3.600 per kilogram.
"Harga jagung pipil kering sekarang sudah Rp5.700 bahkan ada yang Rp6.000 per kilogram. Sudah sekitar 5 bulan lalu naik terus," ujar dia.
Sofyan menjelaskan, meskipun harga jagung pipil kering tinggi, namun biaya tanam jagung juga tinggi, apalagi memasuki musim kemarau, air sulit diperoleh sehingga banyak petani membeli air untuk mengairi sawahnya.
"Banyak petani yang tidak menanam jagung karena kemarau panjang. Ada yang menanam, namun biaya operasional tanam cukup tinggi. Tentu petani juga menjualnya harga tinggi," katanya.
Sofyan menjelaskan bahwa naiknya harga jagung dipengaruhi oleh cuaca dan biaya operasional tanam, seperti yang terjadi saat ini.
"Harga jagung pipil naik, biaya operasional tanam juga naik. Jadi menurut saya sudah wajar dan petani untung juga tapi tidak seberapa," ujar Sofyan.