Demo Pemilihan Rektor Unej Berlangsung Ricuh
Rabu, 12 Oktober 2011 16:03 WIB
Jember - Demo pemilihan rektor Universitas Jember (Unej) yang dilakukan puluhan aktivis mahasiswa kampus setempat di dua lokasi yang berbeda berlangsung ricuh dan diwarnai tindakan anarkis, Rabu.
Aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Panca Tuntutan Rakyat (Gema Patra) Unej melakukan demo di kantor pusat kampus setempat, sedangkan Aliansi Mahasiswa Peduli Unej (AMPU) melakukan unjuk rasa di halaman gedung Soetardjo Unej dengan membakar ban bekas.
"Kami ingin masuk ke kantor pusat dengan tujuan menemui Rektor Unej Tarcius Sutikto, namun belasan satpam Unej berusaha menghalang-halangi aksi kami, sehingga aksi dorong dan bentrok tidak terhindarkan," kata koordinator aksi Sultan Mauludin Syah.
Menurut dia, sejumlah mahasiswi sempat menjadi korban aksi dorong hingga jatuh ke lantai, sehingga hal tersebut membuat emosi tinggi dan situasi semakin memanas.
"Beberapa kawan kami juga dipukul oleh satpam dan petugas keamanan Unej yang berpakaian sipil, namun aktivis mahasiswa tidak gentar untuk menerobos masuk pintu kantor pusat Unej," ucapnya tegas.
Pantauan di lapangan, beberapa kali mahasiswa terjatuh ke lantai saat terlibat aksi dorong dengan satpam Unej, bahkan dua orang mahasiswa sempat terinjak-injak oleh rekannya dan satpam Unej, sedangkan beberapa mahasiswa sempat terlibat aksi bentrok dengan petugas keamanan Unej yang berpakaian sipil.
Ia menjelaskan lima tuntutan Gema Patra Unej yakni meminta laporan pertanggungjawaban kinerja Rektor Unej Tarcisius Sutkto secara terbuka, melaksanakan pembangunan gedung Fakultas Teknik, membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Senat Mahasiswa Unej.
Selanjutnya membersihkan Unej dari oknum-oknum koruptor dan menunda pemilihan Rektor Unej hingga dilaksanakan laporan pertanggungjawaban secara transparan oleh Tarcisius Sutikto sebagai rektor Unej periode 2007-2011.
"Mahasiswa hanya ingin menyampaikan aspirasi saja, namun pimpinan Unej tidak bersedia menemui kami. Ini sungguh ironis yang dilakukan perguruan tinggi negeri (PTN) di era reformasi dan keterbukaan saat ini," katanya menambahkan.
Sementara Humas dan Protokol Unej Rochani menyayangkan unjuk rasa yang diwarnai kericuhan dan tindakan anarkis karena aspirasi seharusnya disampaikan dengan santun.
"Saya menyesalkan tindakan kericuhan dan anarkis yang dilakukan mahasiswa. Saya berharap civitas akademika turut menjaga fasilitas Unej dan menghormati proses pemilihan rektor Unej periode 2012-2016," katanya.