Situbondo (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Situbondo menyarankan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan setempat bekerja sama dengan Perum Bulog segera melaksanakan operasi pasar stabilisasi harga beras.
"Kami minta pemerintah daerah mengambil langkah menekan harga beras. Kalau tidak segera ditangani masalah harga beras ini, masyarakat pasti menjerit," ujar Anggota Komisi II DPRD Situbondo Suprapto di Situbondo, Rabu.
Pihaknya mengaku sudah berkunjung ke Perum Bulog Bondowoso/Situbondo memastikan persediaan beras yang ada di gudang Bulog bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Saat kami ke Bulog terdapat sebanyak 6.500 ton, tapi dari stok yang tersedia itu 80 persen akan digunakan untuk bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat kurang mampu. Bantuan pangan itu merupakan program langsung dari Pemerintah Pusat," ucapnya.
Suprapto juga menyampaikan persediaan beras di gudang Bulog masih minim sehingga upaya untuk menekan harga beras belum bisa dilakukan melalaui operasi pasar.
Penjelasan dari Bulog, kata dia, dari stok beras 6.500 ton itu ada sekitar 4.000 ton lebih yang akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu Bondowoso dan Situbondo.
"Jadi, Bulog hanya memiliki persediaan beras 1.000 ton lebih untuk kebutuhan masyarakat. Namun, stok tersebut dinilai tidak akan cukup apabila digunakan untuk operasi pasar," kata Suparpto.
Ia menyebutkan keterbatasan persediaan beras itu sebelumnya oleh pihak Bulog sudah disampaikan kepada Pemerintah Pusat agar mendapatkan pengiriman stok beras kembali.
"Akan tetapi, sampai saat ini permintaan tambahan stok beras ke pusat belum ada tanggapan katanya," tuturnya.
"Bulog juga sudah menyampaikan dan bersurat ke pusat beberapa pekan lalu. Tapi, belum ada balasan sampai saat ini," kata dia menambahkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Situbondo Ruben Pakilaran menjelaskan bahwa operasi pasar menjadi kewenangan pihak Bulog.
"Kami Diskoperindag hanya mempersiapkan fasilitas dan tempat yang dibutuhkan, dan ujung tombaknya adalah Bulog. Karena mereka yang tahu persis kekuatan untuk menggelar operasi pasar ini seberapa besarnya," tutur Ruben.