Surabaya (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, mengimbau para pemilik usaha warung kopi atau warkop membantu upaya pencegahan kenakalan remaja.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya M. Fikser mengimbau para pemilik warkop mencegah pelajar nongkrong di warung mereka pada jam sekolah menyusul kegiatan penertiban pelajar sekolah menengah atas di sekitar Jalan Pucang Jajar, Kertajaya, Gubeng, Surabaya, Selasa (19/9).
"Kemarin itu ada laporan masyarakat yang mana diindikasi jam sekolah,mereka (pelajar) berada di luar sekolah lalu melakukan aktivitas di warkop. Ada yang bermain kartu, ada yang sekadar duduk ngobrol, tetapi menggunakan seragam sekolah," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kota di Surabaya, Rabu.
"Ketika dia (pelajar) masih berseragam agar jangan langsung dilayani, tapi diminta pulang dulu agar ganti (baju)," katanya.
Dia menyampaikan bahwa Satpol PP melakukan pemantauan di warung-warung setelah menerima laporan dari masyarakat perihal kegiatan pelajar di luar sekolah pada jam belajar.
"Ternyata benar, ada anak-anak dari SMA yang sebenarnya sudah selesai ujian. Tetapi kemudian tidak langsung pulang, mereka berada di warkop," katanya.
Ia mengatakan bahwa pelajar yang kedapatan nongkrong di warung kopi bersikap kooperatif saat petugas mengajak mereka ke Kantor Satpol PP untuk didata dan dimintai keterangan.
Fikser mengatakan bahwa Satpol PP berkoordinasi dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dalam menangani pelajar berseragam yang kedapatan nongkrong di luar sekolah.
"Sekaligus kami juga undang pihak sekolah dan pihak dari keluarga, orang tua, untuk kami beri tahu. Sebenarnya ini hanya antisipasi untuk kemudian mereka jangan sampai lebih jauh terjerumus di situ (kenakalan remaja)," katanya.
Menurut dia, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak juga menurunkan petugas konseling untuk menangani pelajar yang terjaring dalam operasi penertiban Satpol PP.
"Ada konseling ringan, sekaligus menanyakan keberadaan keluarga seperti apa. Jangan-jangan anak-anak itu tidak pulang karena ada masalah keluarga," katanya.
"Nah, data itu biasanya kami evaluasi dan kemudian kalau ada yang bisa disampaikan ke pihak sekolah, kami juga sampaikan," ia menambahkan.
Fikser menyampaikan bahwa Satpol PP rutin melakukan operasi untuk menertibkan para pelajar yang kedapatan bolos sekolah dengan memantau warung-warung kopi dan fasilitas umum.
"Ini kami akan lakukan setiap saat, termasuk taman mungkin, pada saat jam sekolah, atau tempat-tempat yang waktu sekolah, mereka (pelajar) justru di luar," ujarnya.