Surabaya (ANTARA) - Urban farming atau pertanian perkotaan untuk varietas golden melon yang kini menyebar di 31 kecamatan, Kota Surabaya, Jawa Timur, dinilai mampu membantu meningkatkan perekonomian warga setempat.
"Ini kan bagus, ada suplai varietas golden melon yang berasal dari Surabaya untuk pasar lokal. Artinya bisa mendapatkan produk melon yang bisa langsung dipetik dari pohonnya," kata Wakil Ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Anas Karno dalam keterangannya di Surabaya, Kamis.
Anas mengaku baru mengetahui jika urban farming untuk varietas golden telah dikembangkan di 31 kecamatan usai mengunjungi kegiatan lomba Golden Melon di kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya belum lama ini.
Menurut dia, jika urban farming berbagai varietas ini sudah menyebar di 31 kecamatan, maka kualitas makanan segar untuk masyarakat Surabaya bisa terjaga.
Selain itu, lanjut dia, urban farming juga akan meningkatkan keamanan atau kedaulatan pangan di tingkat lokal. Dengan memproduksi sebagian bahan makanan di dalam kota, lanjut dia, maka ketergantungan pada pasokan pangan dari luar dapat dikurangi.
"Ini mampu memberikan kontribusi ekonomi bagi warga," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya kembangkan "urban farming" varietes golden melon
Apalagi, lanjut Anas, urban farming bisa memberikan dukungan dalam program penurunan stunting dengan menghadirkan makanan berkualitas baik bagi balita.
"Dengan mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan berkualitas maka, bisa membantu mempercepat penurunan angka stunting di Surabaya," ujarnya.
Anas mendukung upaya pemanfaatan lahan non-produktif di perkotaan menjadi lahan produktif melalui kegiatan urban farming.
Baginya, kegiatan urban farming ini telah tidak hanya sekadar kegiatan berkebun di kota, urban farming adalah bentuk konkret dari peduli terhadap lingkungan dan peningkatan kualitas hidup.
"Urban farming ini juga memiliki manfaat secara ekonomi. Selain itu, urban farming ini mampu menyediakan kebutuhan makanan segar di perkotaan yang selama ini suplainya membutuhkan jarak dan waktu yang lama," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, selama ini pihaknya memberikan pendampingan pendampingan melalui PPL (penyuluh pertanian lapangan), membantu beberapa infrastruktur mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik kemudian.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan pendampingan, seperti pembukuan dan pemasaran hasil panen dengan hotel dan restoran. DKPP juga membantu dalam upaya pengembangan hasil panen.
"Jadi tidak hasil produksi saja, tapi kami juga berupaya untuk menambah nilai ekonomi dengan membuat produk olahan lainnya," ujarnya.