Surabaya (ANTARA) - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) berkomitmen menciptakan kondisi pelabuhan ramah lingkungan sekaligus efisiensi biaya logistik nasional melalui langkah elektrifikasi 22 unit rubber tyred gantry (RTG).
Direktur Utama TPS Wahyu Widodo menyampaikan saat ini tengah dilakukan pembangunan jaringan untuk menunjang berjalannya elektrifikasi di TPS.
"TPS mempersiapkan jaringan instalasi RTG yang dilakukan dalam dua tahap, dilakukan sejak 2022 sampai dengan 2025," kata Wahyu melalui keterangan resmi, Rabu.
Elektrifikasi RTG dilakukan dengan cara mengubah sumber energi utama yang awalnya bersumber dari generator set berbahan bakar solar menjadi
sumber energi listrik.
Saat ini TPS berlangganan listrik sebesar 12.000 megawatt yang digunakan untuk melayani kebutuhan pemakaian listrik guna mendukung kegiatan operasional.
"Elektrifikasi peralatan bongkar muat di TPS dengan mengkonversikan BBM solar menjadi sumber energi listrik mempertegas komitmen TPS dalam mendukung pembangunan pelabuhan berkelanjutan," ujarnya.
Konsep maksimalisasi penggunaan listrik untuk operasional alat bongkar muat bertujuan mengurangi emisi gas karbon yang diakibatkan oleh aktivitas terminal.
Beberapa implementasi lainnya yang dilakukan oleh TPS untuk mendukung program pembangunan pelabuhan berkelanjutan, diantaranya elektrifikasi
reefer plug sebanyak 310 plug sehingga total electrified refeer plug di TPS saat ini, sebanyak 972 plug dari sebelumnya sebanyak 662 plug, dan mengganti lampu penerangan.
"Penerangan jalan umum (PJU) serta lampu high mast dengan lampu LED yang lebih hemat daya, menggunakan AC dengan Freon R22 dan R32 untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (CO2), serta penggunaan panel surya untuk charging forklift elektrik," lanjutnya.
Di sisi lain, TPS juga memiliki Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) System atau perangkat yang dapat memantau dan mengontrol perangkat secara jarak jauh dan real time.
Sistem tersebut akan mengawasi aliran daya listrik, mencatat pemakaian listrik secara real time, dan mengidentifikasi gangguan.
Nantinya, sistem itu juga untuk mengawasi penggunaan listrik pada RTG apabila sudah terelektrifikasi seluruhnya.
"Saat ini container crane (CC) sudah termonitor melalui SCADA system ini, sehingga kami bisa mengawasi penggunaan listrik pada CC secara real time," tutur dia.