Surabaya (ANTARA) - Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan memandang keputusan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang memilih masuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), sekaligus melabuhkan dukungan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mencerminkan berjalannya sistem demokrasi.
"PDI Perjuangan sangat menghormati pilihan dan kedaulatan masing-masing partai. Tentu saja hal ini mencerminkan tumbuhnya demokrasi dengan baik," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Said Abdullah melalui keterangan resmi yang diterima ANTARA di Surabaya, Minggu.
Karenanya, Said menyebut PDI Perjuangan menghormati keputusan tersebut sebagai sikap merespon keputusan politik yang sudah diambil Partai Golkar dan PAN.
Sementara, Said menyebut PDI Perjuangan juga sudah memiliki pilihannya untuk menjalin kerja sama politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo. Potensi dukungan akan terus dimaksimalkan dengan memperkuat koordinasi dan konsolidasi dengan tiga partai tersebut.
"Kami masih punya kawan, ada PPP yang memiliki kekuatan barisan kiai dan santri, Partai Perindo yang memiliki jaringan kekuatan media, serta Partai Hanura yang punya kekuatan pendukung yang patut diperhitungkan, khususnya di luar Jawa," ucapnya.
Perbedaan karakteristik akan dijadikan oleh PDI Perjuangan sebagai kekuatan karena bersifat saling melengkapi.
PDI Perjuangan tetap optimis mampu mengantarkan Ganjar Pranowo menduduki jabatan Presiden ke-8 Republik Indonesia.
"Tentu kami akan semakin menguatkan basis dukungan ini untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024," ujarnya.
Di sisi lain, Said mencerminkan kondisi yang dihadapi PDI Perjuangan saat ini sama dengan situasi di Pemilihan Presiden 2014 dimana saat itu partai berlogo banteng ini memasang Jok Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla hanya di usung oleh PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI, walau saat itu dari sisi jumlah dukungan partai di pilpres kami kalah jauh," ujarnya.
"Namun dengan soliditas dan kerja politik yang kuat di akar rumput terbukti pasangan Jokowi-JK justru mampu memenangkan pilpres dengan perolehan suara 53,15 persen, sementara Prabowo-Hatta 46,88 persen," lanjutnya.
Tak sampai di situ saja, Said juga menyebut partai pernah mengalami pasang surut di kancah perpolitikan Tanah Air namun tetap bisa mengantar Presiden Joko Widodo duduk dua periode sebagai presiden, catata sejarah itu bakal dijadikan salah satu tenaga untuk kembali berjuang memenangkan Pilpres 2024, sekaligus mencetak tiga kali kemenangan beruntun.
"Segenap kader PDI Perjuangan perlu kami ingatkan, kami pernah mengalami pahit getir sejarah, justru dari pengalaman panjang itulah kami harus memperkuat mental juang. Kami harus bisa tegak melalui jalan terjal politik, dan dengan begitulah mental juang kami terbentuk dan tidak boleh terlena manisnya kekuasaan," kata Said.
Berkaca dari kondisi itu, pengalaman tersebut dijadikan oleh PDI Perjuangan sebagai keyakinan merebut dukungan masyarakat Indonesia.
Oleh karenanya, Said mendorong seluruh kader dan simpatisan PDI Perjuangan membawa dua keyakinan politik dalam setiap kinerja pemenangan, yakni kerja cerdas dan kepedulian tinggi ke akar rumput.
"Itulah yang akan terus kami mempedomani sebagai jalan politik untuk memenangkan Ganjar Pranowo," ucap dia.
PDI Perjuangan: Golkar dan PAN gabung KKIR cermin jalannya demokrasi
Minggu, 13 Agustus 2023 16:55 WIB
PDI Perjuangan sangat menghormati pilihan dan kedaulatan masing-masing partai