Drama Kolosal Meriahkan Hari Jadi Bondowoso
Jumat, 23 September 2011 17:59 WIB
Bondowoso - Drama kolosal dengan lakon "Perang Sentong" yang melibatkan 200 lebih pemain memeriahkan peringatan hari jadi ke-192 Kabupaten Bondowoso, Jatim, Jumat sore.
Peringatan yang dilaksanakan di Alun-alun Ki Bagus Asra dan disaksikan ribuan warga itu dihadiri Bupati Amin Said Husni dan Wabup A Haris Sonhaji. Bupati dan Wabup datang ke alun-alun mengenakan busana tradisional dengan diantar andong atau bendi.
Pemantasan Babad Bondowoso itu menceritakan asal-usul kabupaten yang dikenal sebagai penghasil tapai tersebut. Kisah itu bermula dari Pamekasan, Madura, yang merupakan asal-usul Ki Bagus Asra atau Ki Rangga sebagai pembuka dan pemimpin pertama Bondowoso.
Karena di Pamekasan terjadi peperangan, Ki Bagus Asra kecil dibawa ke wilayah Besuki dan diasuh oleh Ki Pati Alos, penguasa di Besuki. Setelah besar, Ki Bagus Asra ditugaskan untuk meluaskan wilayah Besuki ke arah selatan yang kemudian disebut Bondowoso.
Pada drama kolosal yang dimainkan Grup Apresiasi Seni (GAS) dan kelompok teater sejumlah sekolah di Bondowoso itu dikisahkan peperangan pimpinan dan pasukan Bondowoso melawan pasukan dari Puger (Jember) yang ingin menguasai wilayah tersebut.
Peperangan itu dimenangkan oleh Ki Bagus Asra dan pasukannya di wilayah Sentong, arah selatan Kota Bondowoso. Pimpinan pasukan dari Puger tewas yang kemudian dipancung.
Selain menampilkan kesejarahan, drama tersebut juga menjadi tontonan menarik bagi warga Bondowoso. Beberapa adegan membuat penonton tertawa, seperti saat seorang pasukan patah pedangnya, padahal seharusnya pasukan itu memenangkan peperangan.
Pada saat itu, seorang pemain lainnya juga bertingkah lucu dengan memperagakan permainan silat, namun sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.
Atraksi lainnya dalam peringatan itu adalah, pertunjukan Ronteg Singo Ulung dan "Pojhian" atau pujian. Pada kesempatan itu, grup kesenian Gema Buana pimpinan Sugeng dari Prajekan menyuguhkan permainan tradisi tiga singa mainan.
Sejumlah penonton, khususnya anak-anak berlari ketakutan ketika macan-macanan warna putih itu mendekati penonton. Saat itu tiga macan-macanan juga melakukan atraksi melompati lingkaran api.