Sejumlah pedagang di Kabupaten Pacitan mengeluhkan kenaikan harga daging ayam yang kini mencapai Rp40 ribu per kilogram, naik dari sebelumnya di kisaran Rp32 ribu.
"Itu harga tiga bulan lalu. Tapi kemudian berangsur naik dan sekarang mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata Didik Setiawan, salah satu pedagang daging ayam di Pacitan, Selasa.
Keluhan yang sama diungkapkan beberapa pedagang lain. Selain modal belanja ikut naik, penjualan menjadi seret atau turun. Banyak pembeli yang mengurangi volume belanja daging ayam karena dinilai terlalu mahal.
Bahkan, pembeli ada yang beralih ke bahan baku lauk yang lebih murah dibanding daging ayam.
"Daya beli masyarakat tidak bisa mengikuti kenaikan harga di pasaran. Mereka menjadi lebih memilih mencari bahan baku untuk lauk dan masakan yang lebih murah," kata Purwanti, pedagang lain.
Sementara itu, kondisi mahalnya daging ayam juga dikeluhkan oleh pembeli.
"Ini tadinya mau beli daging ayam, tapi karena mahal, terpaksa dialihkan untuk beli tahu tempe untuk lauk di rumah. Duitnya tidak cukup (untuk beli daging ayam)," kata Rianti, pengunjung pasar asal Kelurahan Plaosan, Pacitan.
Informasi pedagang, kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak dari peternak. Dalihnya adalah kenaikan harga atau biaya pakan, sehingga penjualan ayam potong ikut terkerek naik.
Menurut dia, karena mahal itu, penjualan daging ayam di lapaknya otomatis berkurang. Dia mengklaim bahwa sehari biasanya bisa menghabiskan 50 kilogram per hari.
"Karena masih Rp40 ribu per kilogram, akhirnya ya cuma laku 30 kilogram daging ayam. Mentok-mentok ya Rp35 kilogram," imbuhnya.