Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menargetkan sebanyak 65 ribu keluarga miskin (gakin) di Kota Pahlawan, Jawa Timur, sudah bekerja dengan penghasilan sekitar Rp4 juta per bulan.
"Kerja itu kan tidak harus seperti di padat karya, tapi kan ada yang sudah diberikan rombong, gerobak, diberikan modal, setelah itu kita pantau. Maka, yang 65 ribu gakin itu di bulan Agustus harus bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Jadi, semuanya minimal Rp4 juta (per KK)," kata Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu.
Untuk itu, kata dia, pihaknya meminta kepada jajaran di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya agar memastikan 65 ribu keluarga miskin di daerah itu harus sudah bekerja pada bulan Agustus 2023.
Menurutnya, pejabat struktural di lingkungan Pemkot Surabaya telah menyerahkan Surat Pernyataan kepada Wali Kota Eri Cahyadi. Surat pernyataan tersebut, berisi tentang komitmen mereka dalam menurunkan stunting, gizi buruk dan kemiskinan.
Ratusan pejabat struktural itu terdiri atas lurah, camat, Kepala Bagian (Kabag), Kepala Perangkat Daerah (PD), Kepala Badan, hingga para asisten dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya.
Wali Kota Eri mengaku telah memberikan pengarahan dan melakukan evaluasi kinerja jajarannya. Evaluasi dilakukan terutama terhadap upaya penurunan stunting dan kemiskinan.
Baca juga: Wali Kota Eri: Stunting di Surabaya tinggal 651 balita
"Saya evaluasi, stunting menjadi 615 anak. Yang bekerja dari orang miskin sekitar 65 ribu, yang sudah bekerja sekitar 6.000-an dan semua sudah terdaftar," kata Cak Eri panggilan akrabnya.
Menurut Cak Eri, banyak inovasi yang bisa dilakukan camat dan lurah dalam memberikan intervensi pekerjaan kepada warga miskin.
Cak Eri mengatakan komitmen dalam penurunan stunting dan kemiskinan telah disampaikan kepada jajarannya setahun yang lalu. Komitmen ini merupakan perjanjian kontrak kinerja antara wali kota dengan seluruh pejabat struktural Pemkot Surabaya.
"Jadi, itu yang dibuat teman-teman dan mereka tandatangani. Ini janji kontrak setahun yang lalu," ujar mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Ia menambahkan saat ini terdapat sekitar 65 ribu kepala keluarga warga miskin di Surabaya. Sedangkan untuk miskin ekstrem, jumlahnya sekitar 3.000 KK.
Oleh sebab itu, Cak Eri meminta hingga Agustus 2023, ribuan warga miskin tersebut sudah bekerja atau mendapatkan penghasilan minimal Rp4 juta per KK per bulan.
"Saya mintanya setiap keluarga itu pendapatan keluarganya minimal Rp4 juta per bulan. Ini sudah dimulai tahun lalu. Jadi, ada yang dikasih modal, ada yang dikasih mesin jahit. Karena kemiskinan ini yang menyebabkan stunting dan gizi buruk," ucapnya.