KTNA Bojonegoro Nilai Impor Beras Terlambat
Selasa, 13 September 2011 8:38 WIB
Bojonegoro - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Sarif Usman menilai, impor beras yang kemungkinan dilakukan Oktober 2011 sudah terlambat, akibat di sejumlah daerah sudah mulai panen tanaman padi.
"Kalau impor beras benar dilakukan Pemerintah Oktober ini, agak terlambat, karena di beberapa daerah di Jatim, sudah ada tanaman padi yang panen," katanya, Selasa.
Menurut Sarif yang juga Kepala Desa Balen, Kecamatan Balen, kalau saja impor beras dilakukan, sebulan yang lalu, sangat efektif untuk mengendalikan harga beras di pasaran. Namun, kalau impor beras dilakukan oktober dan pelaksanaannya tidak hati-hati, bisa menggangu tanaman padi yang pada Oktober ini panen.
Meski demikian, lanjutnya, impor beras masih tetap penting, sebab harga beras di pasaran sudah cukup tinggi berkisar Rp7.000-Rp8.000/kg.
"Hanya saja, harus diatur, tidak semua daerah beras impor bisa masuk," katanya menjelaskan.
Ia mencontohkan, di Bojonegoro sendiri, pada Oktober ini diperkirakan juga sudah mulai panen padi. Dengan demikian, menjadi tugas pemerintah kabupaten (pemkab), untuk memperhitungkan masuknya beras di wilayahnya.
"Saya kira, di berbagai daerah di Jatim, juga ada daerah yang mulai panen, tidak hanya di Bojonegoro saja," katanya menambahkan.
Berdasarkan data, selama Juni-Juli di Bojonegoero, terdapat tanaman padi seluas 6.361 hektare dan panen pada Oktober ini. Hasil panen padi tersebut, diperhitungkan mencapai 31.805 ton gabah kering sawah (GKS) atau setara beras sekitar 15.902,5 ton.
Secara terpisah, seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, Waris menyatakan, pihaknya sudah mendesak kepada Bulog Divre II Bojonegoro, untuk mendatangkan beras impor.
Alasannya, beras lokal produksi Bojonegoro dan Tuban sudah habis di pasaran dan ditingkat penggilingan padi, sudah mulai langka. Akibatnya, beras produksi Cirebon, Jabar, Pati, Jateng dan Delanggu, masuk ke Bojonegoro.
"Saya sendiri mendatangkan beras asal Cirebon 18 ton per hari," kata Waris mengungkapkan.
Menurut Waris, juga pedagang beras lainnya, Sakim, masuknya beras impor ke Bojonegoro, sangat diperlukan untuk mencukupi beras di pasaran Bojonegoro, sekaligus mengendalikan harga.
"Kalau tidak ada impor beras, kemungkinan harga beras masih akan terus merangkak naik," kata Ny. Evi, pedagang beras lainnya menambahkan.