Puluhan anak yatim binaan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Lembaga Manajemen Infaq (LMI) belajar kelola sampah sambil bermain dengan berbagai permainan tradisional, sekaligus melatih motorik kasar di Kampung Edukasi Sampah, Minggu.
Ozi Riyanto selaku perwakilan Laznas LMI mengatakan kegiatan edukasi yatim peduli lingkungan tersebut merupakan program perdana.
"Sebuah program edukatif dengan melibatkan dan mengajak serta anak-anak yatim dan dhuafa untuk belajar tentang mengelola sampah dan sekaligus bermain di Kampung Edukasi Sampah," katanya.
Ia mengatakan, dalam kegiatan ini tak hanya untuk mengisi waktu libur sekolah, namun juga edukasi didapatkan.
"Anak-anak berkesempatan bermain dan juga menjadi sebuah kegiatan sosial berupa pemberian santunan serta bingkisan kepada para anak yatim dan dhuafa," kata Ozi.
Kegiatan edukasi tersebut dilakukan pada anak-anak yatim binaan Laznas LMI sekaligus untuk mengisi libur sekolah mereka diajak serta belajar sekaligus bermain di Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo.
"Kampung Edukasi Sampah merupakan tempat yang dijadikan role modeling dalam pengelolaan sampah dan lingkungan bagi masyarakat, kader lingkungan, pengurus RT dan RW serta siswa sekolah mulai dari play group hingga mahasiswa," ujarnya.
Reris Pratama Putra selaku koordinator kader muda lingkungan Kampung Edukasi Sampah yang memfasilitasi kegiatan mengatakan bahwa pengelolaan sampah masih menjadi masalah serius diberbagai tempat, bahkan dari sumbernya yaitu rumah, sehingga edukasi pengelolaan sampah harus dilakukan sejak usia dini.
“Sangat penting penanaman dan pembentukan karakter baik dan positif bagi anak usia dini, sehingga anak-anak perlu diajak langsung praktik pengelolaan di lingkungan yang nyata," ujarnya.
Sementara itu, Edi Priyanto selaku pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengaku gembira dan sekaligus mengapresiasi atas program yang digagas anak-anak muda di wilayahnya tersebut, karena mampu menarik minat dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk Laznas LMI yang mengajak anak-anak yatim binaannya untuk belajar kelola sampah.
“Generasi muda utamanya anak dan remaja usia sekolah perlu diajak untuk ikut peduli terhadap lingkungan salah satunya harus peduli terhadap permasalahan sampah. Anak-anak harus ditanamkan sejak dini, bahwa sampah tidak boleh dibuang sembarangan karena akan memberikan dampak buruk bagi lingkungannya," katanya.
Ia mengatakan, dengan dibangunnya kesadaran anak usia dini akan pentingnya memilah dan mengolah sampah dari rumah, akan menjadi sebuah budaya baru dengan terjadinya peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dan semakin bijak dalam mengelola sampah.
“Bijak kelola sampah mulai dari rumah tangga apabila dilakukan secara konsisten pada akhirnya akan memberikan dampak positif mulai dari rumah hingga lingkungan RT dan RW sehingga budaya peduli sampah dan peduli lingkungan dapat dicapai," kata Edi.