Surabaya (ANTARA) - Legislator DPRD meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya memberikan teguran keras kepada operator bus Trans Semanggi Surabaya (TSS) terhadap cara berkendara pengemudinya yang ugal-ugalan.
"Saya sudah sering ingatkan, cara berkendara pengemudi bus Trans Semanggi Surabaya (TSS) masih tidak baik, ugal-ugalan dan zig zag," kata anggota Komisi C Bidang Pembangunan DRPD Kota Surabaya William Wirakusuma di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, banyak aduan warga yang masuk melalui whatsapp (WA) maupun Instagram (IG) miliknya terkait hal itu.
"Saya sendiri juga menemukan pengemudi bus yang zig zag dan membahayakan kendaraan lain, bahkan mepet pengendara lain untungnya tidak sampai menyerempet," kata legislator Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.
Ia menambahkan bahwa kejadian tersebut terjadi saat dirinya melintas di Jalan Ir. Soekarno atau MERR, ada sebuah bus TSS yang membelok secara mendadak dan kemudian melaju di jalur paling kanan.
"Seharusnya sebagai angkutan massal, bus tetap berada di jalur kiri. Tidak boleh di jalur tengah apalagi dari jalur paling kiri mendadak berpindah dua jalur ke jalur paling kanan. Hampir saja menyerempet kendaraan lain," katanyam.
Baca juga: Komisi C DPRD Surabaya dorong integrasi tarif "feeder" dengan TSS
Perilaku pengemudi bus tersebut, kata dia, sudah menjadi perhatiannya sejak awal beroperasinya TSS karena membuat penumpang menjadi tidak nyaman.
Ia mengaku seringkali menggunakan sarana transportasi umum dan mendapati sendiri sebagai penumpang merasa tidak nyaman karena perilaku pengemudi bus itu.
"Saya sudah berulang kali minta agar Dishub memberikan teguran, namun sepertinya tidak ditindaklanjuti oleh pihak operator. Kalau seperti ini terus dan tidak berubah maka saya akan meminta agar kontrak tidak diperpanjang atau diputus segera," katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya sedang berusaha membangun sistem transportasi yang nyaman dan aman, dengan harapan pemilik kendaraan pribadi mulai berpindah ke transportasi massal.
Jika layanan operator tidak memberikan kenyamanan penumpang, lanjutnya, maka penumpang juga enggan untuk naik transportasi umum lagi.
"Ini baru tentang pengemudi, masih banyak catatan jelek lainnya tentang operasional TSS selama ini, dan sepertinya tidak ada upaya perubahan dari operator. Kalau begini terus maka kami tidak ragu untuk meminta Dishub bersurat kepada Kementerian Perhubungan agar diberi sanksi tegas pemotongan pembayaran atau bahkan pemutusan kontrak. Jalur yang ada biarlah dioperasikan oleh Suroboyo Bus," demikian William Wirakusuma.