Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Madiun memberdayakan sistem pertanian hidroponik sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan di wilayah setempat.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun Pariyoto mengatakan metode pertanian hidroponik sangat diminati oleh kalangan petani milenial di Kabupaten Madiun.
"Hingga tahun 2023 ini, tercatat ada 450 orang petani milenial di Kabupaten Madiun yang tergabung dalam paguyuban Petani Milenial Madiun. Dari jumlah tersebut di antaranya adalah petani hidroponik yang kebanyakan adalah untuk tanaman hortikultura sayur," ujar Pariyoto di Madiun, Senin.
Menurut dia, selain upaya peningkatan ketahanan pangan, pengembangan pertanian hidroponik di Kabupaten Madiun cukup menjanjikan. Hal itu yang membuat banyak petani milenial menggelutinya karena sangat menguntungkan.
"Hasil produksi tanaman horti sayur para petani hidroponik ini belum mampu mencukupi kebutuhan pasar lokal. Karenanya prospek pemasaran untuk sayuran hidroponik sangat luar biasa," kata dia.
Dinasnya terus mendorong para petani milenial untuk mengembangkan sistem pertanian tersebut dengan memberikan pendampingan, utamanya guna mendapatkan bantuan modal melalui kredit usaha rakyat.
Adapun, pengembangan pertanian sistem hidroponik di Kabupaten Madiun, di antaranya terdapat di Kecamatan Kebonsari dan Mejayan.
Salah seorang petani hidroponik setempat Ahmad Mizan di Desa Balerejo, Kecamatan Kebonsari Madiun mengaku telah menggeluti sistem hidroponik sejak tahun 2017.
Metode pertanian tersebut semakin menjanjikan saat pandemi COVID-2019 dimana kebutuhan sayuran untuk gaya hidup sehat sedang disukai masyarakat.
"Saat pandemi hingga sekarang, kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi sayur cukup tinggi. Hal itu sangat berpotensi untuk pertanian hidroponik," ucap Mizan.
Di lahan green house miliknya seluas 7x20 meter tersebut, pihaknya bisa memanen sayur selada sebanyak 2-3 kuintal setiap pekan sekali. Hasil panennya dijual di warga sekitar, pelaku usaha kuliner, dan rumah makan.
"Untuk harga mencapai kisaran Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram selada. Tergantung kualitas seladanya," tutur dia.
Pihaknya menilai harga tersebut cukup tinggi dan stabil. Dengan demikian, biaya produksi mampu tercukupi dan masih untung.
Mizan mengajak kaum milenial di Kabupaten Madiun tidak malu menjadi petani, justru sebaliknya mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri dan menguntungkan.
Pemkab Madiun berdayakan sistem hidroponik untuk ketahanan pangan
Senin, 5 Juni 2023 21:14 WIB
Hasil produksi tanaman horti sayur para petani hidroponik ini belum mampu mencukupi kebutuhan pasar lokal