Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Jawa Timur, terus berupaya menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, salah satunya lewat kesenian tradisional ludruk.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di Mojokerto mengatakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno, pihaknya menggelar pagelaran ludruk Karya Budaya di halaman SDN Purwotengah, Kota Mojokerto.
"Ludruk merupakan salah satu seni bagian dari warisan budaya Indonesia yang masih eksis di era digitalisasi ini, yang tidak tergerus dan tergeser oleh perubahan peradaban dan transformasi zaman," katanya di sela menghadiri pagelaran kesenian ludruk di Kota Mojokerto, Kamis malam.
Pagelaran ludruk oleh Pemkot Mojokerto tersebut, lanjutnya, juga seiring dengan prioritas pembangunan yang mengarahkan Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
"Tepat sekali apabila hari ini kita menampilkan salah satu dari warisan budaya negeri ini yaitu ludruk untuk bisa dinikmati oleh masyarakat," katanya.
Selain sebagai sebuah kesenian, lanjutnya, pagelaran ludruk juga ada nilai-nilai yang terkandung dalam cerita yang disampaikan.
"Di dalam kesenian ludruk Ini mengandung banyak sekali nilai-nilai di dalamnya, tentu kita harus mencoba untuk memahami bersama-sama apa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam seni ludruk tersebut,” kata Ika Puspitasari.
Pagelaran ludruk dari Karya Budaya yang menyajikan lakon Putri Piningit serta hadir Cak Kirun cs itu, menurut dia, juga menjadi pengungkit ekonomi warga setempat, sebagaimana yang dialami oleh Sutiyani yang berjualan lukisan untuk anak-anak.
"Alhamdulillah dengan adanya acara seperti ini, saya ada tempat untuk jualan, biasanya pusing mau jual kemana karena saya jualannya keliling. Kalau ada acara, hasil penjualan juga bertambah yang biasanya hanya dapat Rp200 ribuan, kalau ada kegiatan ini bisa mencapai Rp350 ribu," kata Suriyani.