Surabaya (ANTARA) - Sejumlah kendaraan hias mengikuti Pawai Bunga dan Budaya Surabaya 2023 untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730, salah satunya mobil hias dengan tema Bhineka Tunggal Ika milik PT Pelindo yang menarik perhatian masyarakat.
Mobil hias tersebut membawa pesan bahwa keberagaman bukan hanya suku dan ras, namun juga perhatian pada disabilitas.
Seperti halnya saat momen Vincent Purwono (20), Seorang pelukis disabilitas warga Surabaya yang memberikan lukisan mobil hias Pelindo kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, sebagai kado HUT ke-730 Kota Surabaya, yang mendapat sambutan meriah dan terasa berkesan oleh masyarakat.
Lukisan karya Vincen tak hanya dikoleksi oleh kolektor dari Indonesia saja, namun hingga Hong Kong, Brazil, Amerika Serikat, dan Jepang.
Mobil hias salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang kepelabuhanan tersebut memang tampak mencolok di antara parade dengan ikon burung Garuda berukuran besar bertengger di atas mobil truk dengan mencengkeram pita Bhinneka Tunggal Ika.
Pada tahun ini, Pelindo mengusung lambang dan semboyan Negara Indonesia, yakni Garuda dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai interpretasi tertinggi dan terluhur dari tema ‘Puspawarni Indonesia’ yang ditetapkan Pemkot Surabaya sebagai tema Pawai Bunga Surabaya 2023.
“Lukisan mobil hias Pelindo karya pelukis penyandang autisme menjadi pesan simbolis penggugah kesadaran. Bahwa keanekaragaman umat manusia yang dianugerahkan Tuhan YME bukan hanya ragam suku dan ras, tetapi juga kondisi fisik, termasuk disabilitas," kata Direktur Investasi Pelindo Boy Robyanto, dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu malam.
"Sehingga semua warga negara Indonesia berhak mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama, seperti di keluarga besar pegawai Pelindo ada beragam suku, budaya, agama, dan kondisi fisik,” tambah dia.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dalam sambutannya, usai menerima lukisan, mengatakan, Pemerintah Kota sudah berkomitmen untuk memberikan keseimbangan dan hak yang sama kepada warga kota, termasuk penyandang disabilitas.
Bahkan, sebelumnya telah mengarahkan perekrutan 140 disabilitas di lingkungan Perangkat Daerah Pemkot Surabaya.
“Pesan keberagaman suku, ras, budaya, hingga perhatian pada disabilitas yang dibawa mobil hias Pelindo menjadi kado ulang tahun yang indah bagi warga Kota Surabaya. Saya juga senang bisa bertemu langsung dengan pegawai Pelindo yang keturunan Tionghoa, Papua, Muslim, hingga juga yang disabilitas. Kota Surabaya dan Pelindo telah menunjukkan keberagaman bisa diwujudkan dengan kebersamaan, ini salah satu wujud Surabaya Hebat,” ujar Eri.
Selain itu, menurut Pemerhati pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya, Dr. Martadi, menjelaskan bahwa Kebhinekaan yang hakiki ialah tentang penghargaan akan perbedaan dan kesetaraan untuk memuliakan umat manusia.
“Pesan kesetaraan disabilitas yang diusung mobil hias Pelindo sangat luar biasa. Karena Surabaya Vaganza merupakan momen ekspresi dan wahana yang mewadahi potensi semua warga. Sekaligus membangun kesadaran bahwa semua anak adalah istimewa, termasuk yang disabilitas. Harapannya agar Surabaya menjadi kota yang merupakan rumah kita semua, rumah bagi umat manusia,” tuturnya.