Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, melanjutkan pemberian vaksin penguat pada ternak sapi milik warga di wilayah itu untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Menurut dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Pemkab Pamekasan Bismi Rizka Yuniar di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat, sapi-sapi milik warga yang disuntik vaksin penguat itu adalah yang telah divaksin dosis 1 dan 2.
"Khusus untuk vaksin penguat ini telah dimulai sejak 23 Mei dan hingga kini masih berlangsung," kata Yuniar.
Selain untuk menambah kekebalan tubuh sapi, vaksin PMK itu juga untuk mencegah penyebaran penyakit sapi baru yang kini mulai menyebar di sejumlah daerah di Indonesia, yakni LSD (Lumpy Skin Disease).
Jenis penyakit ini, sambung dia, sudah mulai menyebar di sejumlah daerah di Indonesia, sehingga dengan adanya vaksinasi diharapkan akan meningkatkan kekebalan tubuh pada sapi.
Sapi yang terjangkit penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit, terutama pada bagian leher, punggung dan perut.
Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.
"PMK dan LSD ini tentu menjadi ancaman bagi para peternak sapi, sehingga upaya pencegahan melalui vaksinasi ini terus kami lakukan," katanya.
Dokter Hewan DKPPP Pemkab Pamekasan Bismi Rizka Yuniar lebih lanjut menjelaskan sapi yang terinfeksi akan mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari sebelum timbul gejala.
Penyebaran penyakit dapat terjadi secara cepat di antara sapi yang berada dalam kandang yang sama atau antara kandang yang berdekatan.
"Oleh karena itulah perlu dilakukan vaksinasi, karantina bagi sapi yang telah terpapar, termasuk pengobatan dan pengendalian," katanya.
Jumlah sapi peliharaan warga yang telah divaksin dosis pertama dan kedua mencapai 13.600 ekor tersebar di 13 kecamatan se-Kabupaten Pamekasan.