Madiun - Ratusan warga Desa Gemarang, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, berebut pakaian bekas pantas pakai yang akan digunakan untuk berlebaran, dalam pasar murah yang digelar pemerintsh daerah setempat, Rabu. Pasar murah ini merupakan yang kedua kalinya digelar selama bulan Ramadhan untuk membantu warga miskin memenuhi kebutuhan pokoknya jelang Lebaran. Tak hanya pakaian bekas saja, sejumlah kebutuhan pokok juga dijual dengan harga murah dibandingkan harga di pasaran. Meski demikian, animo warga untuk membeli pakaian bekas lebih tinggi dibandingkan membeli kebutuhan pokok, seperti beras, gula, minyak goreng, dan mi instan. Warga malah menyerbu stan tempat dijualnya pakaian bekas hingga mereka saling berebut dan banyak yang tidak kebagian. "Saya sempat kesulitan saat mau mengambil baju bekas. Saking ramainya, warga jadi saling himpit dan mendesak warga lainnya. Tidak ada kesempatan untuk memilih baju sesuai selera, yang penting ambil dulu. Beruntung saya masih bisa dapat dua potong," ujar salah satu warga desa setempat yang ikut mengantre, Retno, kepada wartawan. Meski belum tahu apakah pakaian yang dibelinya pas sesuai ukurannya atau tidak, Retno mengaku pakaian tersebut akan digunakan untuk merayakan Lebaran nanti. Harga yang dipatok hanya Rp1.000 per potong baju dinilai sangat murah jika dibandingkan bila membeli di toko. Bupati Madiun Muhtarom saat membuka pasar murah tersebut mengatakan, pasar murah ini terselenggara atas kerja sama Pemkab Madiun dengan sejumlah BUMN di wilayah setempat, seperti Perum Perhutani KPH Saradan. "Harga yang ditawarkan ke masyarakat juga sangat murah karena telah disubsidi pemkab hingga lebih dari 20 persen," ujar Bupati Madiun, Muhtarom. Seperti harga gula pasir hanya dijual Rp7.500 per kg, atau selisih Rp1.500 per kg dari harga pasar Rp9.000 per kg. Minyak goreng kemasan hanya dijual Rp8.000 per liter atau selisih Rp3.000 dari harga pasar Rp 11.000 per liter, beras yang djual Rp5.000 per kg atau di bawah harga pasar Rp7.000 per kg, serta pakaian bekas yang hanya Rp1.000 per potong. Menurut Bupati, selain untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan berlebaran, pasar murah ini juga bertujuan untuk menekan lonjakan harga yang terjadi di tingkat pasar. Adapun dana yang digunakan untuk pasar murah ini diambilkan dari dana bantuan sosial APBD setempat. Satu kali penyelenggaraan pasar murah, dibutuhkan dana sebesar Rp20 juta. Sebelumnya pasar murah serupa juga telah digelar di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, dengan besaran dana yang sama.
Warga Madiun Berebut Pakaian Bekas untuk Lebaran
Rabu, 24 Agustus 2011 19:56 WIB