Surabaya (ANTARA) - Guru Penggerak Surabaya (GPS) menggelar lokakarya model rancangan program kerja guru penggerak jenjang taman kanak-kanak hingga SMA/SMK yang baru saja merampungkan masa pendidikannya selama enam bulan.
"Ini puncaknya dimana mereka yang terbaik dengan segala sesuatu yang didapatkan, program kerja yang sudah dirancang sesuai kebutuhan murid mereka masing," kata Koordinator Pengajar Praktik Hendra Syah Putra di Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur, Minggu.
Hendra menyebut setiap guru tidak hanya memiliki tugas menjalankan kurikulum pendidikan saja, namun harus memperhatikan kebutuhan dari seluruh muridnya.
Oleh karenanya, ratusan guru penggerak itu punya tugas membentuk pola pengajaran yang ditujukan bagai para tenaga pengajar untuk membangun pelajar dari segala sisi, baik dari sisi karakter maupun pendidikan yang mengikuti perkembangan zaman.
Pasalnya di era saat ini, pola pengajaran tak hanya dilakukan dengan pola konvensional, namun para guru harus dituntut memiliki kemampuan mengajar melalui sistem digital.
"Guru penggerak ini diajari menghargai perbedaan, pembelajaran diferensiasi, kesiapan belajar. Intinya, topiknya sama cara menyampaikan sesuai kebutuhan. Kami belajar mendalamkan dengan teknologi, supaya tidak bosan tetapi having fun belajar di kelas," ujarnya.
Dia menambahkan, lokakarya guru penggerak juga mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
"Mereka banyak program menggandeng pemateri dan cukup mendukung, meski tidak ada garis komando kami harap ada kejelasan lebih. Meskipun kejelasan di bawah Ditjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan)," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Dispendik Kota Surabaya Putri Aisyah Mahanani mengatakan lokakarya bertujuan memperkenalkan dan meningkatkan kompetensi bagi 219 guru penggerak.
"Pengembang individu guru, mengembangkan konsep Merdeka Belajar untuk sampai pada pendidikan yang berfokus pada murid, dari hasil Program Guru Penggerak untuk menghasilkan guru mengembangkan diri," kata dia.
Putri menyebut guru penggerak memiliki tugas membangun pola pendidikan dengan melibatkan peran orang tua siswa.
"Berkolaborasi dengan masyarakat untuk mengembangkan dan membentuk kepemimpinan siswa," ucapnya.