Perwakilan "Gudang Garam" Segera Beli Tembakau Sumenep

Sumenep - Perwakilan perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk Kediri, Jawa Timur, di Kabupaten Sumenep, Madura, segera membeli tembakau rajangan hasil petani setempat. "Kami akan memulai aktivitas pembelian tembakau atau 'buka gudang' sejak Senin (15/8) pekan depan," kata Kuasa Pembelian Tembakau PT Gudang Garam Tbk Kediri di Desa Patian, Kecamatan Batuan, Sumenep, Freddy Kustianto, Jumat. Di Sumenep terdapat dua kuasa pembelian tembakau PT Gudang Garam Tbk Kediri, yakni di Desa Patian dan Desa Guluk Guluk, Kecamatan Guluk Guluk. "Sesuai surat dari manajemen pusat (PT Gudang Garam Tbk Kediri), kami di Sumenep diminta membeli tembakau rajangan sebanyak 3.800 ton," ujarnya. Freddy menjelaskan, pihaknya hanya membeli tembakau rajangan sesuai kualitas yang dipatok PT Gudang Garam Tbk Kediri. "Kami juga sudah menetapkan harga sebagai patokan sementara atas kualitas tembakau, yakni paling murah Rp22 ribu per kilogram untuk kualitas '03 Minus' dan paling mahal Rp38 ribu untuk kualitas 'G Plus'," ucapnya. Sementara untuk tembakau rajangan kualitas "Istimewa", kata dia, pihaknya belum menentukan harga per kilogramnya. "Untuk kualitas 'Istimewa', harganya dipastikan di atas Rp38 ribu per kilogram. Saat ini, kami sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk memulai aktivitas pembelian tembakau di Sumenep," paparnya. Ia juga mengemukakan, secara umum, kondisi cuaca di Sumenep mendukung pertumbuhan tembakau yang ditandai dengan tidak adanya hujan sejak Juni lalu. "Kalau tetap tidak ada hujan hingga Oktober mendatang, kualitas tembakau di Sumenep dipastikan akan bagus. Semoga kondisi cuaca tetap mendukung dan selanjutnya kami bisa membeli tembakau rajangan sesuai target," kata Freddy, menambahkan. Pada 2010 lalu, dua kuasa pembelian tembakau PT Gudang Garam Tbk Kediri di Sumenep ditargetkan membeli tembakau rajangan sebanyak 3.825 ton. Namun, perwakilan PT Gudang Garam Tbk Kediri di Sumenep itu hanya membeli tembakau rajangan sekitar 500 ton atau jauh di bawah target, karena kualitas tembakau secara umum dinilai jelek, karena sering terkena hujan.