Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kota Pahlawan, Jawa Timur, dibangun dengan dasar kekeluargaan.
"Dalam satu keluarga itu boleh ada persilangan pendapat dalam ruangan. Namun, ketika sudah keluar dari ruangan, maka kebijakan yang dikeluarkan hanya satu," kata Cak Eri panggilan akrab Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, tidak boleh di antara para direktur BUMD berbeda-beda kebijakannya ketika di luar ruangan.
"Semuanya harus sama. Jadi, apapun harus dilakukan secara bersama-sama," ujarnya.
Baca juga: Agar tak semrawut, Pemkot Surabaya siapkan BUMD atur penataan jaringan kabel utilitas
Selain itu, Cak Eri juga meminta para direktur, direksi dan dewan pengawas tidak menghindar ketika ada masalah. Sebaliknya, dia meminta mereka untuk mendatangi dan menyelesaikan masalah tersebut seperti dirinya yang menggelar sambat warga dalam menyelesaikan sebuah masalah di Kota Surabaya.
"Makanya saya juga berharap, di lingkungan BUMD Surabaya wajib hukumnya ketika ada keluhan atau masalah harus didatangi dan diselesaikan," kata dia.
Cak Eri mengakui, dirinya tidak terlalu memikirkan profit dari BUMD Surabaya. Namun, dia meminta BUMD Surabaya itu tidak boleh ada yang rugi, dan warga Surabaya harus terpenuhi kebutuhannya.
"Makanya kemarin kenapa tarif PDAM ada yang naik, itu bukan untuk mencari profit, tapi untuk mengurangi jangan sampai ada yang rugi. Masyarakat harus merasakan layanan yang terbaik," ujarnya.
Penekanan tersebut juga disampaikan Cak Eri di acara penandatanganan pakta integritas pejabat baru BUMD yakni Direktur Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya dan Direktur Operasional dan Keuangan Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya KBS di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Balai Kota Surabaya, Kamis (30/3).