Surabaya (ANTARA) - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan PT. Great Asia Link (GRAIN) menjalin kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) guna mendukung pemerintah mewujudkan kemandirian industri transportasi listrik di Indonesia.
"Kami siap mendukung pemerintah mewujudkan kemandirian industri transportasi listrik di Indonesia. Selama ini PENS telah mengembangkan berbagai kegiatan yang mendukung teknologi kekinian, termasuk pengembangan teknologi elektrifikasi transportasi," kata Direktur PENS, Aliridho Barakbah, S.Kom, Ph.D di Surabaya, Rabu.
Aliridho mengungkapkan berbagai pengembangan telah dilakukan baik itu melalui pusat dan grup riset yang ada di PENS maupun melalui Tugas Akhir mahasiswa. Intinya, sambung dia, PENS siap untuk SDM dan riset pengembangan mobil listrik logistik.
Ketua Tim Pengembangan Mobil Listrik PENS, Dr. Era Purwanto, M.Eng., menjelaskan kerja sama ini mencakup rencana awal pengembangan mobil listrik untuk logistik dengan empat roda.
Mobil ini akan digunakan di daerah-daerah "susah bensin" yang relatif sulit dijangkau. Mobil ini nantinya akan dikembangkan secara massive, salah satunya menggunakan daya listrik dari solar cell yang sejalan dengan Perpres No. 55 tahun 2019, tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
"Saat ini sudah ada permintaan pasar sekitar 3000 unit di Indonesia, dan ini membutuhkan persiapan. Dari PENS sudah siap dan ke depan kami juga telah merencanakan untuk plotting mahasiswa di teaching factory GRAIN selama enam bulan hingga satu tahun untuk melakukan riset dan pengembangan di lokasi. Jadi sudah embedded semuanya," kata Era.
Sementara itu, Direktur Utama GRAIN, Ferry A. Sangeroki menyampaikan kesiapan pihaknya berkolaborasi dengan PENS dalam pengembangan penelitian motor listrik (electrical vehicle) dan pengembangan mobil listrik untuk logistik.
"Bukan kali ini saja kami bekerja sama dengan PENS. Namun sudah beberapa tahun dan kerja sama ini berjalan dengan baik. Saat ini kami ingin melakukan peningkatan kerja sama. Jika sebelumnya kami hanya mengirimkan mobilnya ke PENS untuk dipelajari sistemnya dan dikembangkan, setelah ini kami akan membuat teaching factory," kata Ferry.
Menurut Ferry, PENS sengaja dipilih karena pihaknya yakin akan kemampuan dan skill SDM kampus setempat, mengingat dalam industri dibutuhkan kualitas dan ini bisa dipenuhi oleh politeknik.
"Kemampuan mahasiswa PENS sudah tidak diragukan, masa adaptasinya nol. Jadi begitu gabung di industri mereka bisa tune in dengan tugas atau pekerjaan yang harus dilakukan. Beberapa alumni yang bergabung di perusahaan kami sangat terampil dan cakap," tuturnya.