Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Nurhasan MKes mengatakan penerimaan calon mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unesa bakal mulai dibuka tahun 2023 melalui jalur mandiri.
"Kapasitas mahasiswa Fakultas Kedokteran Unesa tahun ini 50 orang lewat jalur mandiri," kata Nurhasan setelah acara pengukuhan guru besar di Graha Unesa, Kamis.
Fakultas Kedokteran Unesa berfokus pada bidang keolahragaan. Namun, pihaknya juga membuka jalur kedokteran umum.
"80 persen di kedokteran umum dan 20 persen berorientasi di bidang olahraga," ujarnya.
Pembukaan Fakultas Kedokteran bertujuan sebagai upaya meningkatkan kualitas penanganan kejadian fatal yang dialami oleh para atlet dalam suatu gelaran pertandingan olahraga.
Di sisi lain, Cak Hasan sapaan akrab menyebut para mahasiswa nantinya juga bakal mendapatkan materi khusus seputar pengenalan struktur tubuh manusia.
"Mulai dari jenis otot, kapasitas aerobiknya, kemudian antropometri agar bisa diketahui dari awal," kata dia.
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin: Unesa salah satu lokasi pembibitan atlet muda DBON
Diharapkan banyak tenaga kesehatan muncul dari Fakultas Kedokteran Unesa yang akan terjun langsung membantu pengembangan olahraga nasional, melalui bidang medis.
"Alumni nanti memberikan ilmunya untuk dikembangkan di seluruh Indonesia, terkait dengan pengembangan atlet potensial dan menjadikan mereka unggulan, bahkan di tingkat dunia," ucap Nurhasan.
Sementara itu, Nurhasan menyebut Unesa juga sudah memiliki laboratorium untuk melaksanakan tes antidoping kepada para atlet.
Keberadaan fasilitas anyar itu didasari atas adanya rasa prihatin terhadap dunia olahraga yang sering dikaitkan dengan penggunaan zat terlarang.
"Doping dilarang oleh organisasi dunia. Kami pernah ada persoalan doping, bahkan ketika mendapatkan medali emas, bendera merah putih tidak boleh berkibar dan lagu Indonesia Raya tidak boleh dinyanyikan," ucapnya.
Nurhasan menambahkan Unesa bakal terus bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan seluruh federasi tingkat daerah maupun nasional untuk mencegah adanya atlet yang melakukan penyalahgunaan zat terlarang atau doping.
"Tujuan kami agar persoalan doping di kalangan atlet-atlet kita tidak terjadi lagi di masa yang akan datang," kata dia.