Pemeliharaan Makam di Surabaya Kurang Maksimal

Surabaya - Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya menilai pemeliharaan sejumlah makam di kota itu kurang maksimal, padahal anggaran yang dialokasikan cukup besar atau mencapai Rp10 miliar. Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Sudirjo, Rabu, mengatakan, pihaknya mempertanyakan penggunaan anggaran tersebut karena diketahui masih banyak makam yang kondisinya memprihatinkan. "Lihat saja makam umum Tembok. Meski itu milik Pemkot Surabaya, di sana jalannya banyak berlubang sehingga mereka yang menggotong keranda jenazah harus hati-hati jika tidak ingin jatuh," katanya. Menurut dia, selama ini pihaknya tidak diberi data penggunaan uang sebanyak Rp10 miliar oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya sehingga tidak bisa diketahui kuburan mana yang mendapatkan anggaran pemeliharaan dan mana yang belum. "Harapannya, ketika ada laporan dari masyarakat kami bisa memberikan penjelasan. Kami juga siap memberi masukan kepada DKP, makam mana saja yang perlu mendapatkan perhatian. Sebab, makam cukup banyak tersebar di Surabaya yang selama ini dikelola kampung," ujarnya. Menanggapi hal itu, Kepala DKP Surabaya Hidayat Syah mengatakan anggaran Rp10 miliar itu dipakai untuk pemeliharaan dan pembangunan makam milik warga, di antaranya untuk memperbaiki jalan, saluran air, dan pagar. Sedangkan makam yang dilakukan pemeliharaan adalah makam Sidosermo berupa pembuatan saluran, pengurukan lahan makam di Bulak. Pemasangan paving di makam Dukuh Babat, Jajar Tunggal, dan Sememi. Selain itu, juga pembuatan pagar makam di Gadel. "Tidak semua anggaran Rp10 miliar itu dipakai untuk pembangunan dan pemeliharaan. Namun juga dipakai untuk pembebasan lahan guna perluasan makam umum Keputih sebanyak Rp900 juta," ujarnya.*