Bojonegoro Terima Replika Prasasti Adan-Adan
Rabu, 3 Agustus 2011 14:19 WIB
Bojonegoro - Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur , akan mendapatkan replika atau tiruan Prasasti Adan-Adan yang berasal dari jaman Kerajaan Majapahit, berupa 17 lempengan tembaga dari pihak Musium Mpu Tantular, Surabaya.
"Rencananya pihak Musium Mpu Tantular Surabaya memberikan replika prasasti Adan-Adan, awal Oktober ini," kata Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Saptatik, Rabu.
Menurut Saptatik, yang didampingi Kasi Kepurbakalaan dan Cagar Budaya, Suwito, dalam pameran kepurbakalaan yang digelar di Bojonegoro, 4-9 Oktober, pihak Musium Mpu Tantular, sekaligus menyerahkan replika prasasti Adan-Adan.
Musim Mpu Tantular, lanjutnya, menolak permohonan yang diajukan Bojonegoro yang meminta kembali prasasti Adan-Adan asli yang ditemukan di Desa Mayangrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, 2 Maret 1992 lalu itu.
"Permintaan Bojonegoro yang menginginkan aslinya tidak bisa dikabulkan, karena penyerahan dulu sudah ada ganti ruginya yang diberikan kepada penemunya," katanya memberikan alasan penolakan itu.
Sesuai rencana, katanya, replika prasasti Adan-Adan tersebut, akan disimpan di Musium Rajekwesi, Bojonegoro, untuk menambah koleksi benda purbakala yang sudah ada. Paling tidak, dengan adanya replika prasasti Adan-Adan tersebut, terutama warga Bojonegoro, bisa tahu di jaman dulu, Bojonegoro masih ada hubungannya dengan kerajaan Majapahit.
Dalam pameran itu, Musium Mpu Tantular Surabaya, akan menggelar pameran berbagai benda purbakala, termasuk prasasti asli Adan-Adan yang asli. Berdasarkan hasil kesimpulan peneliti Mashi Suhadi dan M.M. Sukarto dari Balai Arkeologi Yogyakarta, prasasti Adan-Adan tergolong prasasti terlengkap yang berhasil ditemukan di Indonesia, menyangkut sejarah kerajaan Majapahit.
Prasasti Adan-Adan (1.223 Saka/1.301 Masehi), berisi tulisan bahasa Jawa kuno menerangkan ada desa di Bojonegoro yang bernama Adan-Adan dibebaskan dari membayar pajak oleh Raja Majapahit, Raden Wijaya.
Tiga prasasti sejarah Majapahit lainnya yaitu prasasti Kudadu ( 1.216 Saka/1.294 Masehi ) , prasasti Sukamerta 1.218 Saka/1.296 Masehi ) dan prasasti Balawi ( 1.227 saka/1.305 Masehi).
Berdasarkan penjelasan Mashi Suhadi, tiga prasasti tentang sejarah kerajaan Majapahit yang pernah ditemukan itu tidak lengkap karena ada beberapa bagian yang hilang, tidak selengkap yang ditemukan di Bojonegoro itu.