Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mempercepat pengerjaan pengerukan sedimen aliran Sungai Kalilo sebagai upaya mengurangi risiko banjir setelah beberapa waktu lalu banjir luapan air sungai merendam ratusan permukiman penduduk di kawasan perkotaan.
"Pengerukan endapan sungai bertujuan agar daya tampung sungai semakin optimal sehingga dapat mengurangi risiko banjir saat terjadi hujan deras," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Rabu.
Tidak hanya dilakukan pengerukan, kata dia, juga dilakukan pemasangan kawat bronjong yang berfungsi melindungi dan memperkuat struktur tanah sehingga plengsengan maupun tanggul sungai tidak mudah terkikis.
Menurut Ipuk, Dinas PU Pengairan juga akan melakukan peninggian tangkis di wilayah yang paling sering terdampak banjir agar air sungai tidak masuk ke permukiman penduduk.
Selain penanganan banjir dari sisi hilir, lanjut dia, pemerintah daerah setempat juga akan melakukan intervensi di kawasan hulu bekerja sama dengan Perhutani dan tiga perkebunan di daerah hulu.
Bupati Ipuk juga menyampaikan akan menanam tanaman keras di lahan di sekitar Gantasan dan hal ini menjadi komitmen Pemkab Banyuwangi yang didukung Perhutani dan tiga perkebunan besar lainnya, termasuk akan dibuat rorak untuk penahan air.
"Semoga dengan berbagai upaya ini bisa mengurangi risiko banjir di kawasan perkotaan Banyuwangi. Sungai harus kita rawat dan lestarikan. Mari kita jaga dengan cara tidak membuang sampah langsung ke sungai. Kondisi suatu sungai itu setidaknya menggambarkan bagaimana kota itu dalam menjaga kebersihannya," kata Ipuk.
Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan normalisasi dimulai dari hilir yang sedimen-nya paling banyak.
"Normalisasi dilakukan di sepanjang Sungai Kalilo dengan elevasi turun satu meter. Tangkis juga ditinggikan 1 meter dengan bukaan 2 meter. Dengan skema ini Insya-Allah bisa mengantisipasi banjir. Semoga tidak ada sedimen baru," tuturnya.