Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Jawa Timur Ipuk Fiestiandani mengecek tiga titik lokasi hulu kawasan lereng Gunung Ijen, untuk antisipasi risiko potensi banjir, Rabu.
Ketiga lokasi tersebut yakni lokasi pelepasan kawasan hutan di sekitar erek-erek, kawasan Perkebunan Kalibendo, dan Perkebunan Lidjen.
"Tiga kawasan hulu ini menjadi perhatian kami karena saat ini sudah masuk musim hujan. Jadi sudah harus memitigasi risiko bencana banjir," kata Ipuk.
Menurutnya, kawasan erek-erek di Kecamatan Licin berisiko karena tempat ini menjadi area pembangunan sutet Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT Medco Cahaya Geothermal.
Kayu bekas pembangunan sutet yang belum disingkirkan berpotensi untuk menghambat aliran air, dan material kayu juga bisa saja terbawa aliran hingga ke sungai apabila tak segera disingkirkan.
Bupati Ipuk mengaku bahwa pihak Perhutani dan PT Medco siap duduk bersama untuk menindaklanjuti hasil peninjauan itu, dan rencananya pihak perusahaan akan segera menyingkirkan kayu tebangan agar tak menghambat aliran air.
"Kami minta segera dilakukan, tadi sudah ada evaluasi, pihak Medco siap menindaklanjuti," kata Bupati Ipuk.
Sementara di kawasan Perkebunan Kalibendo, Bupati Ipuk juga menegur pengelola karena adanya pembukaan lahan yang bisa berpotensi banjir.
"Kami minta dinas dan pihak terkait untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi. Kami juga telah memberikan teguran resmi," ucap Ipuk.
Sedangkan di kawasan Perkebunan Lidjen, kata Ipuk, kondisinya relatif aman karena tidak ada perubahan komposisi tanaman maupun lahan.
Ipuk menambahkan, pihaknya ingin memastikan agar kawasan hulu aman dari risiko banjir, sehingga warga Banyuwangi yang berada di sekitar kawasan aliran sungai dan hilir bisa terhindar dari ancaman banjir bandang.
Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat Muchlisin mengatakan, Perhutani sudah meminta agar perusahaan mengeluarkan kayu-kayu bekas tebangan di hutan produksi agar tidak memunculkan masalah sosial maupun lingkungan.
"Untuk di hutan lindung juga sama langkah-langkahnya. Hanya bekas tebangan tidak bisa dimanfaatkan karena hutan lindung. Yang penting bagaimana agar kayu-kayu itu tidak menutup saluran air sehingga menyebabkan banjir," kata Muchlisin.(*)