Surabaya (ANTARA) - Pengerjaan proyek drainase avur di kawasan Wonorejo, Kota Surabaya sebagai upaya menanggulangi genangan air maupun banjir akibat hujan deras, dilakukan secara bertahap di tahun 2023.
Kepala Bidang Pematusan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Eko Juli Prasetyo di Surabaya, Sabtu, mengatakan, penanggulangan genangan menjadi salah satu atensi Pemkot Surabaya di tahun 2023, seperti halnya pembenahan sistem drainase pada Avur Wonorejo Surabaya.
"Kemarin tahun 2022, ada pembenahan (hulunya) sistem drainase avur sekunder Wonorejo. Kami melanjutkan kegiatan itu di tahun ini sekalian nanti bisa menyelesaikan satu sistem dari mulai hulunya, sampai hilirnya tuntas semua," kata Eko.
Eko menjelaskan, pada tahun 2023 DSDABM Surabaya akan melakukan normalisasi mulai Pompa Wonorejo I sampai dengan Sarono Jiwo, Panjang Jiwo, Tenggilis Mejoyo. Proses pekerjaan ini merupakan bagian dari sistem drainase Avur Wonorejo.
"Pada 2022, sistem Avur Wonorejo di hulu ada pembangunan Rumah Pompa Karah, Bozem Aquatic, ada pembangunan Rumah Pompa Kebonsari LVK. Itu kawasan hulunya. Sekarang kami merabah kawasan tengah sampai hilir," kata dia.
Kawasan tengah itu disebutkan Eko Juli mulai dari Frontage Jalan A Yani, Jalan Pabrik Kulit Wonocolo, hingga Jalan Raya Prapen, Kendangsari, Sarono Jiwo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo. "Kami lakukan normalisasi untuk di saluran primernya Avur Wonorejo," ujar dia.
Selain di kawasan timur dan selatan, proyek penanggulangan genangan pada tahun 2023 juga dilakukan DSDABM Surabaya di wilayah Surabaya Barat. Eko menyebut, pada tahun 2023 sudah ada alokasi kegiatan pekerjaan di kawasan Petemon V, Kecamatan Sawahan Surabaya.
"Nanti mungkin akan kami buatkan saluran ukuran 2x2 (meter). Perencanaan sudah siap mungkin akan kami launching paketnya. Itu mengakomodasi daerah Petemon, Bukit Barisan, Simo Kwagean dan sekitarnya," kata dia.
Selain kawasan Petemon, lanjut dia, pekerjaan penanggulangan genangan juga dilakukan DSDABM di wilayah Kandangan, Kecamatan Benowo Surabaya. Namun pekerjaan ini bersifat parsial bukan seperti pada sistem drainase Avur Wonorejo.
"Sifatnya (pekerjaan) parsial (normalisasi), bukan sistem seperti di Avur Wonorejo. Jadi, untuk mengakomodir genangan-genangan yang sifatnya tidak sustain. Seperti kayak di Petemon V," demikian Eko Juli Prasetyo.