Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan Festival Imlek menjadi media untuk merajut harmoni keragaman mulai lintas iman, suku dan bangsa di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Hal ini disampaikan Bupati Ipuk pada peringatan Tahun Baru Imlek dan sekaligus meluncurkan program Kampung Moderasi Beragama di kawasan Klenteng Hoo Tong Bio di Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, Sabtu (4/2) malam.
"Festival Imlek ini benar-benar menjadi media untuk merajut harmoni antarkeragaman di Banyuwangi," katanya saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Tahun Baru Imlek yang juga diisi berbagai rangkaian festival itu.
Bupati Ipuk juga mengapresiasi peluncuran Kampung Moderasi Beragama di kawasan Klenteng Hoo Tong Bio karena hal itu menegaskan rasa kebersamaan dan gotong royong serta dengan harmoni tersebut akan menjadi bekal untuk memajukan Banyuwangi.
"Kebersamaan dan gotong royong semua pihak inilah kunci bagi Banyuwangi untuk maju. Kita belajar dari pandemi COVID-19 kemarin. Dengan kebersamaan dan gotong royong bersama kita semua bisa melewati-nya dengan cukup baik," ucapnya.
Baca juga: Taman Safari II Jatim hadirkan festival barongsai dan kuliner khas saat libur Imlek
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Banyuwangi, M Lutfi menjelaskan bahwa Kampung Moderasi Beragama ini bentuk upaya menyatukan berbagai perbedaan terutama dalam hal agama atau kepercayaan untuk saling menghargai dan menjunjung toleransi.
"Program Kampung Moderasi Beragama ini merupakan sinergi Pemkab Banyuwangi dengan Kantor Kementerian Agama," katanya.
Peluncuran Kampung Moderasi Beragama pada peringatan Tahun Baru Imlek ini, kata Lutfi, semakin meriah dengan penampilan drama musikal dan sendratari yang melambangkan keberagaman dan kerukunan antar-umat dan suku bangsa di Bumi Blambangan itu.
"Ada sekitar 80 anak muda lintas iman menyajikan aneka tarian dan musik yang dirangkai dalam kisah harmoni," ujar dia.
Dalam kegiatan Festival Imlek Banyuwangi ini juga dihadiri berbagai tokoh lintas agama, di antaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi K.H. Mohammad Yamin, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Pendeta Anang.
Hadir pula pada acara itu, Jro Mangku Gede Parse Susile dari Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi, Pemimpin Gereja Katolik Maria Ratu Damai Banyuwangi, Romo Frans Aryo, Dante Samanera Dhantadhiro (Budha) dan Ketua TITD Hoo Tong Bio, Sylvia Ekawati.