100 Mesin Jahit Dipersiapkan untuk "Merajut Nusantara"
Senin, 18 Juli 2011 8:02 WIB
Bengkulu - Pemerintah Kota Bengkulu mempersiapkan 100 unit mesin jahit yang akan digunakan untuk lomba menjahit duplikat bendera pusaka merah putih pada pergelaran "Merajut Nusantara".
"Kami menyediakan 100 unit mesin jahit yang akan digunakan untuk menjahit bendera merah putih oleh peserta lomba dan para tamu undangan dari berbagai daerah di Tanah Air," kata ketua panitia kegiatan "Merajut Nusantara" Dani Hamdani di Bengkulu, Senin.
Mesin jahit sebanyak itu, 90 unit ditempatkan di Persada Bung Karno yang dipersiapkan untuk peserta lomba menjahit bendera dari 15 kelurahan di Kota Bengkulu. Sementara 10 unit lagi berada di Persada Fatmawati di jalan Fatmawati dan diperuntukkan bagi istri-istri kepala daerah yang datang ke wilayah itu.
"Sekitar 1.500 kaum wanita per hari akan menjahit bendera merah putih mempergunakan 90 unit mesin jahit dalam kegiatan lomba menjahit bendera merah putih dan sisanya diperuntukkan bagi istri pejabat dari berbagai daerah yang datang setelah empat hari kegiatan berlangsung," ujarnya.
Bendera yang dijahit oleh ribuan kaum wanita dari 15 kelurahan itu berukuran 60 x 90 centimeter sedangkan para istri kepala daerah akan menjahit duplikat bendera merah putih seukuran bendera pusaka.
"Para wanita yang menjahit bendera merah putih itu akan mendapat piagam dan bendera yang telah dijahit diberikan untuk dikibarkan pada saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia nanti," ujarnya.
Pergelaran "Merajut Nusantara" yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bengkulu selama tujuh hari (18-24 Juli 2011) tersebut akan dihadiri sedikitnya 26 kepala daerah di Tanah Air.
"Merajut Nusanatara" digelar dalam rangka menumbuhkan kembali semangat kebangsaan, jiwa nasionalisme, rasa berkorban dan semangat menghargai perjuangan pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Kegiatan Merajut Nusantara merupakan pergelaran menjahit duplikat bendera pusaka merah putih dalam rangka napak tilas perjuangan Ibu Fatmawati, yang merupakan tokoh sejarah kunci kemerdekaan Indonesia.
Ibu Fatmawati merupakan putri asli Bengkulu yang menjadi isteri Soekarno pada saat kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu sejarah mencatat Ibu Fatmawati yang menjahit Bendera Pusaka Merah Putih pertama ketika proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Dalam kegiatan "Merajut Nusantara" salah satu agendanya adalah lomba menjahit bendera merah putih berukuran raksasa yang dilakukan oleh ratusan warga, serta memamerkan peninggalan Fatmawati, seperti mesin jahit, selendang, dan pernak-pernik lainnya yang digunakan semasa mendampingi Soekarno dalam pengasingan di Kota Bengkulu pada 1942.
Selain menjahit bendera merah putih, acara tersebut akan diselingi dengan seminar nasional, orasi kebangsaan, pameran objek wisata Bengkulu, bursa kerja dan juga pentas seni.