Jakarta (ANTARA) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI Yasonna Hamonangan Laoly melantik Silmy Karim sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kemenkumham RI menggantikan Widodo Ekatjahjana yang sebelumnya menjabat Pelaksana tugas (Plt).
"Bersediakah saudara Silmy Karim bersumpah menurut agama islam?" tanya Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly saat mengambil sumpah jabatan Dirjen Imigrasi Silmy Karim di Jakarta, Rabu.
Dalam pengucapan sumpah jabatan yang dibacakan Menkumham dan diikuti Silmy Karim, Yasonna mengatakan setelah menjabat maka Silmy harus setia dan taat kepada UUD NRI 1945 serta menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan lurus.
Yasonna melanjutkan pejabat yang diambil sumpah juga harus menjunjung tinggi etika jabatan dan bekerja dengan sebaik-baiknya termasuk menjaga integritas dan tidak akan menyalahgunakan kewenangan.
Baca juga: Kemenkumham umumkan seleksi terbuka jabatan Dirjen Imigrasi
Sementara itu, usai dilantik Silmy Karim berharap dukungan Menkumham serta semua pihak di lingkungan Kemenkumham khususnya Direktorat Jenderal Imigrasi dalam melaksanakan tugas untuk menjadikan imigrasi yang lebih baik.
"Saya izin bergabung dengan keluarga besar Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia khususnya Direktorat Jenderal Imigrasi," kata Silmy.
Ia berharap dapat bekerja sama dan bahu-membahu dengan seluruh jajaran imigrasi di Indonesia untuk menjadikan imigrasi yang lebih maju.
Menurutnya, inovasi untuk memberikan pelayanan publik dalam menjawab kebutuhan masyarakat harus terus berlanjut. Imigrasi harus menjadi garda terdepan yang andal dalam menegakkan kedaulatan wilayah Indonesia.
Sebelum terpilih sebagai Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim merupakan Direktur Utama PT. Krakatau Steel Tbk. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT. Pindad (Persero). Selain sukses di industri pertahanan dan baja, Silmy juga pernah mengabdi di Kementerian Pertahanan RI, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Sebelum terpilih sebagai Dirjen Imigrasi, mantan Direktur Utama PT Krakatau Steel tersebut berhasil menyingkirkan nama-nama lainnya pada proses seleksi kalangan non pegawai negeri sipil (PNS). Sebagai contoh Dorry Sonata yang merupakan konsultan dan trainer senior, dan Ely John Sonata yang merupakan seorang dosen.