Semarang (ANTARA) - Cuaca ekstrem sendiri melanda wilayah Kota Semarang dan sekitarnya sejak Jumat (30/12) hingga Sabtu.
Hujan yang mengguyur sejak periode itu mengakibatkan banjir dan longsor di sejumlah titik di Ibu Kota Jawa Tengah itu.
Banjir akibat hujan yang mengguyur sejak Jumat (30/12) hingga Sabtu menggenangi Stasiun Semarang Tawang hingga berdampak pada layanan penumpang kereta api.
PT KAI mencatat empat perjalanan KA terdampak bencana banjir yang terjadi di wilayah Semarang dan sekitarnya itu.
Empat perjalanan KA yang terganggu perjalanannya yaitu KA Kamandaka rute Tegal-Semarang, KA Menoreh rute Semarang-Jakarta, KA Joglosemarkerto, dan KA Ambarawa Ekspres rute Semarang-Surabaya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan ombak dengan ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Jawa Tengah hingga tiga hari ke depan.
"Melihat perkembangan dinamika atmosfer terkini, bahwa angin di pesisir utara Jawa Tengah berhembus dari arah barat ke barat laut secara konsisten dengan kecepatan antara 8 hingga 30 knot," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Retno Widyaningsih dalam siaran pers di Semarang, Sabtu.
Pada 1 dan 2 Januari 2023, kata Retno, kecepatan angin antara 10 hingga 25 knot dengan tinggi gelombang antara 2,5 hingga 4 meter berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian tengah, perairan Karimunjawa, serta sepanjang perairan Brebes hingga Rembang.
Sementara pada 3 Januari 2023, lanjut dia, potensi gelombang antara 2,5 hingga 4 meter dengan kecepatan angin antara 10 hingga 30 knot atau sekitar 18,5 hingga 56 km per jam diprakirakan terjadi di wilayah Laut Jawa bagian tengah dan sekitar perairan Karimunjawa.
"Tinggi gelombang pada periode tersebut masuk dalam kategori tinggi," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sekitar perairan utara Jawa Tengah untuk mewaspadai potensi cuaca buruk tersebut.