Madiun (ANTARA) - Para guru dan siswa di SMAN 1 Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menggelar tasyakuran atas dilantiknya Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta.
"Kami semua menonton bersama proses pelantikan Pak Yudo secara virtual dan langsung menggelar tasyakuran setelahnya," ujar Kepala SMAN 1 Mejayan Agus Supriyono di Madiun, Senin.
Menurut dia, Yudo merupakan alumni sekolah tersebut. Dia masuk SMAN 1 Mejayan pada tahun 1981 dan lulus tahun 1984. Agus merasa bangga bahwa salah satu alumni sekolah tersebut mampu mencapai puncak karir di TNI.
"Kami melakukan sujud syukur dan memotong tumpeng bersama. Semoga Beliau amanah dan sukses mengemban tugasnya sebagai Panglima TNI dalam menjaga keutuhan NKRI," kata dia.
Lebih lanjut Agus mengatakan bahwa pencapaian Yudo diharapkan dapat menginspirasi seluruh siswa di SMAN 1 Mejayan khususnya dan Kabupaten Madiun umumnya bahwa siapapun bisa sukses asalkan berusaha dan bekerja keras mewujudkannya.
"Pak Yudo orang yang sederhana dari Desa Garon di Kabupaten Madiun, namun mampu menjadi Panglima TNI. Jadi siapapun pasti bisa menggapai cita-cita, asal mau bekerja keras mewujudkannya," kata Agus.
Rasa bangga juga diungkapkan oleh Suparyo selaku teman seangkatan sekolah Yudo Margono. Suparyo yang kini menjadi guru di SMAN 1 Mejayan itu mengenal Yudo sebagai sosok yang ulet.
"Untuk menjadi tentara, Pak Yudo gigih setiap hari naik sepeda pancal ke rumah Bu Lilik guru matematika yang jauh antardesa untuk les. Ia juga suka sepak bola, karena itu temannya banyak," kata Suparyo.
Yudo Margono merupakan kelahiran Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada tahun 1965. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-33 pada tahun 1988. Sejak lulus menjadi perwira TNI AL, karier militer Yudo terus melejit. Selama berkarier di dunia militer, ada 19 jabatan yang pernah diemban Yudo, di antaranya menjadi komandan di delapan tempat berbeda.
Setelah lulus dari Akademi Angkatan Laut, Yudo mengawali kariernya di kapal perang. Saat itu, Yudo Margono dipercaya menjadi Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988), Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364.
Kariernya terus naik, Yudo dipercaya menjadi Komandan KRI Pandrong 801, Komandan KRI Sutanto 877, Komandan KRI Ahmad Yani 351, Komandan Lanal Tual (2004-2008), Komandan Lanal Sorong (2008-2010).
Kemudian pada 2010, dirinya menjabat Komandan Satkat Koarmatim. Ia kemudian ditunjuk menjadi Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) pada (2017-2018).
Yudo selanjutnya dipercaya untuk mengemban jabatan Panglima Komando Armada I yang menduduki wilayah laut Indonesia bagian barat (2018-2019). Yudo kembali ditunjuk sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, yang merupakan komando utama operasi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (2019-2020).
Saat menjabat sebagai Pangkogabwilhan I dengan pangkat bintang tiga atau laksamana madya, Yudo mampu meredam ketegangan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau, karena adanya pelanggaran oleh kapal nelayan China pada 2020.
Yudo juga terlibat aktif dalam penanganan COVID-19 yang melanda Indonesia pada Maret 2020. Terutama dalam hal pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari China ke Tanah Air dan pembangunan rumah sakit darurat untuk pasien COVID-19 di Pulau Galang dan Wisma Atlet.
Dengan prestasinya itu, Yudo kemudian dipercaya untuk mengemban sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) untuk menggantikan Laksamana TNI Siwi Sukma Adji yang memasuki masa pensiun pada 2020.
Panglima TNI Yudo dilantik, guru-siswa SMAN 1 Mejayan sujud syukur
Senin, 19 Desember 2022 16:58 WIB