PMI Kediri Tolak Permintaan Darah Warga Luar Kota
Selasa, 12 Juli 2011 16:51 WIB
Kediri - Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Kediri, Jawa Timur, mulai menolak permintaan darah dari warga luar kota, karena stok yang ada dipersiapkan untuk keperluan Ramadhan dan Lebaran 2011.
"Kami tolak permintaan darah dari warga luar kota. Kami mulai fokus untuk pemenuhan stok bagi warga dalam kota," kata Kepala UTD PMI Kota Kediri, Ira Widyastuti di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, keputusan menolak permintaan darah warga dari luar kota itu untuk persiapan kebutuhan Ramadhan yang berlangsung pada Agustus 2011 mendatang.
"Kami sudah mulai stok untuk keperluan Ramadhan nanti. Biasanya, stok sangat tipis ketika sudah memasuki Ramadhan pekan kedua hingga Lebaran," katanya.
Untuk kebutuhan stok, ia mengatakan saat ini sudah mulai memberi surat kepada seluruh instansi baik negeri maupun swasta. Diharapkan, dengan itu didapat stok yang memang cukup, terutama untuk keperluan Ramadhan.
Walaupun pihaknya sudah tidak melayani darah untuk warga luar kota, Ira mengatakan PMI masih bersedia untuk membantu tes darah, yaitu transfusi yang dilakukan keluarga pasien.
Tes itu, kata dia, memang sesuai dengan prosedur, karena darah tidak dapat langsung diberikan kepada pasien, tetapi harus lewat PMI, untuk mencegah adanya virus penyakit.
"Sesuai dengan aturan, memang harus lewat PMI jika minta darah, itu untuk mencegah penularan penyakit. Untuk transfusi pun, kami anjurkan keluarga terdekat, karena akan lebih mudah mengantisipasinya. Keluarga kan tahu kesehariannya, jadi tidak terlalu khawatir ada penularan penyakit," ucapnya.
Untuk stok, Ira mengatakan saat ini masih cukup. Darah golongan A masih 85 kantong, golongan B masih 154 kantong, golongan O masih 94 kantong, dan golongan AB ada sembilan kantong.
Menyinggung biaya penggantian, Ira mengatakan PMI menerapkan sesuai dengan aturan wali kota, yaitu untuk rumah sakit negeri harga penggantiannya Rp200-Rp225 ribu per kantong, sementara untuk rumah sakit swasta Rp230-Rp250 ribu per kantong.
"Kami tidak dapat naikkan harga jika memang stok sangat minim. Harga itu sudah ada ketentuan dari wali kota. Jika memang sangat minim, kami harusnya ada donor pengganti," kata Ira.