Surabaya (ANTARA) - Puluhan warga eks penghuni kolong tol Dupak di Kampung 1001 Malam saat ini hidup layak di Rusunawa Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur, karena sering juga dapat bantuan sosial dari sejumlah pihak.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin di Surabaya, Minggu, mengatakan bantuan tersebut secara bertahap diberikan kepada 16 kepala keluarga (KK) dengan total sekitar 40 jiwa yang merupakan warga eks Kampung 1001 Malam.
"Mereka sekarang ini hidup lebih layak di Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) Sumur Welut," katanya.
Menurut Anna, bantuan-bantuan yang datang secara bergiliran tersebut berasal dari dari Pemkot Surabaya, Gubernur Jatim, PT Jasa Marga dan lainnya.
Sebelum menyalurkan bantuan, pihaknya akan berkoordinasi dahulu dengan instansi terkait. Koordinasi ini untuk memastikan bahwa bantuan yang akan diberikan oleh instansi tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka sekarang.
"Ada bantuan almari, kursi, rak piring itu yang diberikan. Ada juga yang bentuknya rombong, harapannya itu kalau suaminya yang bekerja maka istrinya juga bisa mencari nafkah. Tidak harus (jualan) di rusun, rombong bisa dibawa mungkin jalan ke sekolah, kelurahan atau SWK (Sentra Wisata Kuliner)," ujar dia.
Anna mengatakan pada saat awal direlokasi, Pemkot Surabaya juga melakukan pendataan kepada 16 KK tersebut mulai dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) yang melakukan pendataan administrasi kependudukan hingga Dinas Pendidikan (Dispendik) yang mendata berapa jumlah anak yang masih sekolah.
"Jadi mana warga belum punya akta, KK itu langsung diuruskan. Kemudian Dinas Pendidikan, ada yang sekolah PAUD atau SD itu langsung dipindahkan ke daerah yang dekat rusun. Sehingga kehidupan mereka secara keseharian tetap berjalan. Alhamdulillah 16 KK semuanya sudah masuk (tinggal) ke sini dan 16 KK ini juga diberikan pekerjaan oleh Pak Wali Kota," ucapnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani mengatakan kehidupan keluarga mereka sekarang lebih tertata dan tinggal di lingkungan yang bersih dan layak.
"Alhamdulillah mereka sekarang lebih tertata hidupnya dan lebih bersih," kata Bunda Rini, sapaan akrabnya.
Selain tinggal di lingkungan yang bersih dan layak, pendidikan anak-anak dari keluarga eks penghuni Kampung 1001 malam, tak luput dari atensi Pemkot Surabaya.
Bunda Rini pun menginginkan agar anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang sekolahnya.
"Saya melihat banyak anak-anak kecil, usianya balita hampir merata. Saya berharap anak-anak ini bisa sekolah di PAUD, SD, SMP sesuai dengan jenjang sekolahnya. Harapannya anak-anak ini harus lebih baik dari orang tuanya dan mendapatkan pendidikan yang sesuai," kata dia.
Satu di antara keluarga di Rusunawa Sumur Welut adalah Iin Indriani. Perempuan kelahiran 1988 ini baru saja melahirkan dua anak kembar. Tepatnya sekitar dua pekan yang lalu.
Iin mengaku kehidupannya kini lebih layak dibanding saat tinggal bersama suami dan anak-anaknya di Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam.
"Alhamdulillah lebih baik tinggal di Rusunawa, sudah tidak di jalan, mengamen. Pak Wali (Eri Cahyadi) juga menepati janji dikasih rusun, bapak (suami) dikasih pekerjaan supaya tidak di jalan lagi," tutur Iin.